Prihatin dengan Kondisi Myanmar, Jokowi Minta Ketua ASEAN Tak Boleh Tinggal Diam dan Segera Lakukan Ini

20 Maret 2021, 08:58 WIB
Presiden Jokowi . /Tangkap Layar YouTube.com/Sekretariat Presiden

FLORES TERKINI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) prihatin dengan kondisi Myanmar saat ini. Ia berharap agar kondisi Myanmar segera diatasi demi keselamatan dan kesejahteraan rakyat di sana.

"Atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia saya menyampaikan duka cita dan simpati yang dalam kepada korban dan keluarga korban akibat penggunaan kekerasan di Myanmar," kata Presiden Jokowi dari Istana Kepresidenan di Bogor pada Jumat 19 Maret 2021.

"Keselamatan dan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama," ujarnya lagi.

Baca Juga: Pertemuan Perdana Sejak Joe Biden Dilantik, AS-China Terlibat Adu Mulut

Berangkat dari keprihatinannya ini, Presiden Jokowi berharap agar ASEAN tak menutup mata akan kondisi Myanmar saat ini.

Jokowi pun meminta Ketua ASEAN tak tinggal diam dan segera menyelenggarakan pertemuan tingkat tinggi ASEAN untuk membahas krisis yang kini tengah terjadi di Myanmar.

"Saya akan segera melakukan pembicaraan dengan Sultan Brunei Darussalam sebagai ketua Asean agar segera dimungkinkannya diselenggarakan pertemuan tingkat tinggi Asean yang membahas krisis di Myanmar", ungkap Jokowi.

Baca Juga: Link Live Streaming Atta dan Aurel Spesial Pengajian Sabtu 20 Maret 2021 Sore Ini di RCTI

Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mendukung langkah Presiden Jokowi ini.

"Sebagai mantan presiden, saya dukung usulan Presiden Jokowi agar dilaksanakan ASEAN High Level Meeting (HLM) untuk isu Myanmar", tulis SBY di akun twitternya pada Jumat 19 Maret 2021.

SBY menilai bahwa inisiatif Jokowi ini tepat karena sesuai dengan tradisi Indonesia sebagai negara pencipta dan penjaga kedamaian dunia.

Baca Juga: Pria Jepang 50 Tahun Ubah Dirinya Jadi Wanita Cantik

"Inisiatif ini tepat, sesuai tradisi Indonesia sebagai peacemaker & peacekeeper di dunia", kata SBY.

Kondisi Myanmar saat ini memang amat memprihatinkan. Menurut laporan Assistance Association for Political Prisoners (AAPP), sejak kudeta terjadi pada 1 terjadinya kudeta pada Februari lalu sudah ada lebih dari 30 jurnalis ditahan.

AAPP juga melaporkan bahwa korban tewas akibat tindak kekerasan pasukan keamanan junta hingga saat ini telah mencapai hampir 230 jiwa.***

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler