FLORES TERKINI – Populasi terakhir dari sebuah suku pribumi di Brasil yang dikenal dengan julukan ‘Manusia Lubang’ ditemukan tewas.
Manusia Lubang yang merupakan seorang pria tersebut dilaporkan meninggal dunia di pedalaman hutan hujan Amazon.
Diketahui, Manusia Lubang juga dikenal sebagai ‘Orang Indian Lubang’, yakni seorang pria asli Brasil yang tinggal sendirian di hutan hujan Amazon.
Pria tersebut diyakini sebagai anggota terakhir dari sukunya, namun tidak diketahui secara pasti bahasa apa yang digunakannya atau apa nama sukunya.
Julukan Manusia Lubang berasal dari lubang yang dalam yang ditemukan di setiap rumah yang dia tinggalkan.
Awalnya diyakini bahwa lubang yang sempit dan dalamnya berukuran lebih dari 6 kaki atau 1,8 meter itu digunakan untuk menjebak hewan atau untuk bersembunyi.
Baca Juga: Ratusan Gypsum Diduga Dicuri dari Lokasi Proyek Puskesmas Weliman, Direktur: Terduga Sudah Diketahui
Tetapi belakangan beberapa pengamat berspekulasi bahwa lubang itu mungkin memiliki makna spiritual bagi suku lamanya.
Kini, Manusia Lubang itu telah tiada. Dikutip dari pikiran-rakyat.com, jasad Manusia Lubang ditemukan oleh sekelompok aktivis pejuang masyarakat adat, Funai, yang memang mengawasi kehidupannya.
Pria itu diperkirakan tewas di usia 60 tahun. Saat ditemukan, jasadnya dalam kondisi dekomposisi. Kelompok Funai menduga, Manusia Lubang itu sudah menyiapkan kematiannya sendiri. Sebab, tubuhnya di kelilingi bulu-bulu burung berwarna-warni.
Julukan Manusia Lubang disematkan padanya karena dia kerap bersembunyi di lubang yang dia gali. Bahkan, dia selalu mengusir siapapun yang mencoba mendekatinya.
Hal ini dikarenakan ia pernah mengalami pengalaman traumatis, di mana tempat tinggalnya diserang. Bahkan, teman dan keluarganya dibunuh.
Sejak saat itu, dia menolak dan menghindari semua upaya dunia luar untuk berhubungan dengan dirinya. Ia juga menyerang siapapun yang mencoba mendekatinya.
“Setelah melalui pengalaman pembantaian dan tempat tinggalnya dijarah, menghindari kontak dengan orang asing adalah salah satu cara bertahan hidup yang logis bagi dia,” kata Sarah Shenker, dikutip dari laman Survival International.
Manusia Lubang pertama kali ditemukan pada pertengahan dekade 90-an. Aktivis masyarakat adat menemukan lahan perkebunan kecil yang dihancurkan oleh penggembala dan ditemukan juga lubang galian yang digali oleh tangan.
Kemudian pada 2018, Kelompok Funai merekam manusia lubang dalam rangka misi monitor yang dilakukan Pemerintah Brasil.
Baca Juga: Gaji Pensiunan PNS, TNI dan Polri Dinilai Membebankan Negara, Ini Perbedaannya dengan Pensiunan DPR
Hal ini tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Menurut kelompok aktivis CIMI, sejak Jair Bolsonaro menjabat tahun 2018, jumlah invasi terhadap lahan adat meningkat dari 109 invasi hingga total 305 invasi pada 2021.
Presiden sayap kanan itu memang sudah jelas kebijakannya terkait masyarakat adat. Bolsonaro pernah mengatakan bahwa Brasil melakukan kesalahan karena tidak memusnahkan penduduk asli seperti yang dilakukan Amerika Serikat.
Sebelum menjadi presiden, Bolsonaro juga bersumpah untuk tidak memberikan tanah bagi masyarakat adat meskipun hanya satu sentimeter.
Baca Juga: UPDATE Jadwal Acara SCTV Hari Ini, Senin 29 Agustus 2022: Buku Harian Seorang Istri Kembali Tayang
Teritori Adat Tanaru di Amazon juga merupakan salah satu teritori di Brasil yang dilindungi Peraturan Perlindungan Lahan.
Namun, Bolsonaro telah lama mengkampanyekan untuk melucuti peraturan perlindungan tersebut.*** (Mohammad Aqshal Fazrullah)
Artikel ini telah diterbitkan pikiran-rakyat.com dengan judul: “Bertahun-tahun Hidup Terasing di Hutan Amazon, Manusia Lubang Ditemukan Tewas”.