Bukan Makanan! Lingkungan Ini Bisa Meningkatkan Risiko Terkena Diabetes, Apa Itu?

- 10 April 2022, 10:40 WIB
ILUSTRASI. Simak salah satu penyebab munculnya penyakit diabetes.
ILUSTRASI. Simak salah satu penyebab munculnya penyakit diabetes. /Pixabay.com/feelphotoz/

FLORES TERKINI - Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah.

Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh.

Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.

Baca Juga: Mengenal Dashcam pada Kendaraan, Fitur Unik yang Bisa Jadi Alat Bukti dan Konten di Medsos

Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung.

Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

Lantas, hal-hal apa sajakah yang menyebabkan munculnya penyakit diabetes selain faktor mengonsumsi jenis makanan tertentu?

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming tvOne 10 April 2022, Nonton Film Sunan Kalijaga dan Syech S Jenar

Dokter Rudy Kurniawan, Sp.PD dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) mengatakan, risiko seseorang terkena diabetes salah satunya bila dia tinggal di lingkungan dengan polusi udara.

"Polusi udara dapat meningkatkan risiko diabetes melalui mekanisme peningkatan stres oksidatif, peradangan kronis," kata dia merujuk pada penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Therapeutic Advances in Endocrinology and Metabolism tahun 2019, dikutip dari ANTARA.

Rudy yang juga merupakan Founder Komunitas Sobat Diabet itu menuturkan, polutan dapat mengganggu metabolisme glukosa dan insulin, bahkan dapat mengganggu metabolisme lemak tubuh.

Baca Juga: Jadwal Final Korea Open 2022 Hari Ini: Jonatan Christie, Fajar-Rian Siap Berlaga

Hubungan antara polusi udara dan risiko diabetes juga diperkuat temuan studi dalam jurnal Lancet Planetary Health pada Juli 2018 dan Diabetes pada Juli 2017.

Dalam studinya, asisten profesor dari University of Colorado in Boulder, Tanya Alderete, PhD, seperti dikutip dari Every Day Health menemukan bahwa peningkatan polusi udara meningkatkan faktor risiko diabetes tipe 2 seperti penurunan sensitivitas insulin dan penurunan produksi insulin pada anak-anak yang kelebihan berat badan dan obesitas.

Seperti yang dijelaskan Rudy, polusi membawa partikel halus, termasuk logam dan racun lainnya.

Baca Juga: Bongkar Sinopsis Love Story The Series Minggu 10 April 2022: Bayi Kembar Raib, Ken dan Maudy Gelisah Parah

Beberapa ahli berhipotesis, peradangan akibat partikel halus dalam polusi udara meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Di sisi lain, Alderete menduga polusi udara mengubah usus dengan cara yang tidak sehat dan ini berpotensi berkontribusi terhadap diabetes tipe 2.

Dia menegaskan, polusi udara saja tidak menyebabkan diabetes tetapi merupakan konstelasi faktor risiko yang mencakup pola makan yang buruk, aktivitas fisik yang kurang ditambah paparan racun lingkungan yang lebih besar.

Baca Juga: Ronaldo Banting HP Supporter Usai MU Ditaklukkan Everton

Berkaca dari hal ini, maka menjaga lingkungan menjadi lebih sehat menjadi penting. Rudy mengatakan, orang-orang mulai dapat berbuat sesuatu mulai dari mengurangi sampah plastik, memilah sampah sesuai jenisnya, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan sebagainya.

Intinya mengurangi beragam aktivitas yang meningkatkan pemanasan global karena aktivitas tersebut merupakan sumber polutan bagi bumi kita," kata dia.

Dia juga mengingatkan orang-orang tetap menjaga kesehatan diri mulai dari memilih makanan yang lebih sehat dan rutin berolahraga 30 menit per hari hingga lima kali dalam sepekan.

Baca Juga: SINOPSIS BUKU HARIAN SEORANG ISTRI Minggu 10 April 2022: Bu Farah Kena Jebakan Nana

Pentingnya menjaga kesehatan lingkungan sebagai bentuk investasi jangka panjang terhadap kesehatan diri dan generasi mendatang juga digaungkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Dunia atau World Health Day pada 7 April belum lama ini.

Melalui kampanye "Our Planet, Our Health", WHO mengajak orang-orang di seluruh dunia mengambil lebih banyak tanggung jawab dan memusatkan perhatian pada tindakan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan bumi tetap sehat.

“Krisis iklim adalah krisis kesehatan,” ujar Direktur Departemen Kesehatan Masyarakat & Lingkungan, WHO, Maria Neira melalui laman resmi WHO.

Baca Juga: Apa Saja Buah Khas dalam Puasa? Berikut Ada Lima Buah-buahan yang Wajib Dikonsumsi Selama Bulan Puasa

WHO mencatat, sekitar 24 persen dari semua kematian global terkait dengan lingkungan dan lingkungan yang lebih sehat dapat mencegah kematian ini. Di sisi lain, pandemi Covid-19 dapat menjadi pengingat hubungan manusia dan bumi.

Asma, penyakit jantung, penyakit paru-paru meroket karena lebih dari 90 persen orang menghirup udara tidak sehat akibat pembakaran bahan bakar fosil.

Di sisi lain, pemanasan global, nyamuk yang menyebarkan penyakit lebih cepat daripada sebelumnya, ditambah peristiwa cuaca ekstrem, degradasi lahan dan kelangkaan air menjadi masalah yang terjadi dan memengaruhi kesehatan masyarakat.

Baca Juga: 6 Keunggulan Sekolah Kedinasan STIN, Anda Langsung Jadi CPNS, Berikut Syarat Pendaftarannya

WHO pun mengimbau masyarakat berbuat sesuatu demi menciptakan lingkungan lebih sehat. Ada beberapa langkah yang disarankan mulai dari berjalan, bersepeda dan memilih transportasi umum.

Kemudian, mematikan lampu saat tidak digunakan, menghindari makanan dan minuman yang diproses.

Selain itu, berhenti merokok serta gunakan lebih sedikit plastik dengan memanfaatkan tas belanja ramah yang dapat didaur ulang dan ramah lingkungan.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah