Hati-Hati Gigigitan Nyamuk DBD di Pagi dan Sore Hari

- 23 Juni 2020, 12:12 WIB
dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA(K)
dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA(K) /Doc Covid19.co.id


WARNAMEDIABALI - Pemerintah menghimbau agar masyarakat waspada terhadap ancaman DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti karena Kementerian Kesehatan mencatat kasus yang masih cukup tinggi hingga Juni ini. 

Nyamuk Aedes Aegypti memiliki ciri khas kaki berwarna hitam dan putih, Nyamuk tersebut mengigit manusia pada waktu pagi dan sore. Ahli infeksi dan pedriati tropik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA(K) mengatakan dalam dialognya di Media Center Gugus Tugas Nasional, Senin(22/6), bahwa nyamuk senangnya menggigit pada pagi hari, day biters yaitu antara jam 10 sampai jam 12 siang, dan juga sebelum magrib antara jam 4 sampai jam 5 sere. Gigitan nyamuk bisa menyerang semua kelompok usia. Saat ini kecenderungan yang terjadi banyak kasus DBD menyerang kelompok usia remaja. 

Dokter Mulya menekakan pada upaya pencegaha dengan 3M, membersihkan tempat berkembang biaknya di air bersih, tempat genangan air yang sering di rumah tangga seperti pot-pot bunga untuk dikeringkan. Dengan menguras bak mandi, minimal 1 kali seminggu 3M tadi, itu akan memutuskan dari nyamuk jentik menjadi dewasa. 

Baca Juga: Kawasan Pariwisata Alam Akan Dibuka Secara Bertahap dan Bersyarat

Demam pada anak perlu diwaspadai para orang tua karena ini salah satu gejala DBD. Apabila menemui kondisi ini, penderita meminum air dan jangan sampai dehidrasi. Awasi asupan minum, dan awasi buang air kecilnya, normal biasanya kalau cukup asupan cairannya, dia 4 sampai 6 jam harusnya buang air kecil, dan awasi aktivitasnya. 

Baca Juga: Pantai Brawa Kuta Utara Bali Menelan Korban

Namun, apabila gejala semakin memburuk seperti muntah terus menerus dan tidak buang air lebih dari 12 jam, kita perlu berhati-hati dan penderita segera mendapatkan perawatan medis. 

Baca Juga: Rancangan New Normal Provinsi Bali

Berbeda dengan gejala COVID-19 yang saat ini masih terjadi penularan, dr. Mulya mengungkapkan pada kasus penyakit akibat virus SARS-CoV-2 lebih ke sistem saluran napas atas. Sedangkan gejala pada DBD, ini lebih demam dan pendarahan kulit yang perlu diwaspadai, seperti mimisan, gusi berdarah, atau memar. 

Baca Juga: Setelah Sekian Lama Tutup Tempat Ibadah Akhirnya Dibuka

Halaman:

Editor: Bayu Ardiansyah

Sumber: covid19.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah