Kades Lupa Beri Informasi, 18 Warga Desa Lamaole Dijemput Paksa Ikut Tracking Swab Antigen Covid-19

2 Juni 2021, 15:39 WIB
Petugas Kesehatan Stefanus P. Keban sedang melakukan pemeriksaan swab antigen kepada salah satu warga yang kontak erat dengan pasien RWK. /Max Werang/FLORES TERKINI/FLORES TERKINI

FLORES TERKINI - Sebanyak 18 warga Desa Lamaole Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dijemput secara paksa untuk menghadiri tracking swab antigen Covid-19, Rabu 2 Juni 2021.

Penjemputan paksa ini dilakukan oleh Tim Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kecamatan Solor Barat lantaran jadwal pemeriksaan kedua tracking swab antigen Covid-19 itu molor dari waktu yang ditentukan sebelumnya pukul 08.00 WITA, karena tak satupun warga yang datang ke lokasi pemeriksaan.

Para warga dimaksud diduga sudah melakukan kontak erat dengan pasien positif Covid-19, karena itu harus dilakukan tracking swab antigen tersebut.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Kamis 3 Juni 2021: Pak Surya Perlahan Main Cantik, Bu Sarah dan Elsa Panik Minta Ampun

Tracking yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Ritaebang Solor Barat untuk yang kedua kalinya ini tidak dihadiri oleh warga yang ddiduga sudah melakukan kontak erat dengan pasien RWK yang dinyatakan positif pada pemeriksaan swab beberapa waktu lalu di RSUD Larantuka.

Hadir dalam kegiatan dimaksud, pihak Puskesmas Ritaebang yakni Kepala Puskesmas Ritaebang, Dokter, Tenaga Analis serta satuan tugas Covid-19 Kapospol Solor Barat dan Babinsa Solor Barat.

Bertempat di Polindes Lamaole, Kepala Puskesmas Ritaebang Darius Sabon Ama, ketika dikonfirmasi oleh awak media, menyatakan kekecewaannya lantaran informasi mengenai tracking ini sudah disampaikan pada saat kegiatan rapid antigen pertama kepada warga yang kontak erat tanggal 28 Mei 2021 lalu.

Baca Juga: Tentara Wanita Israel Natalia Fadeev Tuai Kontroversi di Akun TikTok, Begini Fakta Sebenarnya

"Mereka yang hadir dalam kegiatan ini adalah yang kedua kali, yang mana mereka melakukan kontak erat dengan pasien RKW pada saat rapid antigen pertama pada tanggal 28 Mei 2021 yang lalu," terang Darius.

Pernyataan kekesalan lantaran informasi yang disampaikan tersebut tidak diindahkan oleh warga masyarakat, lebih-lebih kepada Kepala Desa Lamaole, yang juga adalah salah satu warga yang melakukan kontak erat dengan pasien dimaksud.

Sementara itu, Bidan Kontrak Desa Lamaole, Katarina Sabu Kein, menyampaikan bahwa informasi tracking sudah disampaikan kepada Kepala Desa saat ada kegiatan penetapan SDGs kemarin, Selasa 1 Juni 2021.

Baca Juga: Trauma Kisah 13 Tahun Silam, Ido Gal Razon Akui Bunuh 40 Warga Palestina

"Saya sudah sampaikan informasi terkait akan dilakukan swab ini kepada Kepala Desa saat ada kegiatan penetapan SDGs kemarin. Dan Kepala Desa mengiyakan untuk kegiatan hari ini," terang Tinny, sapaan akrab Bidan Kontrak Desa tersebut.

Kepala Desa Lamaole, Matilde Keban, saat dihubungi oleh media melalui sambungan seluler mengatakan bahwa dirinya lupa dengan informasi tersebut dan saat ini sedang berada di Larantuka.

"Saya memang lupa dengan agenda kegiatan hari ini, padahal kemarin sempat saya hubungi bidan desa guna menanyakan hal ini pada saat kegiatan SDGs kemarin," terang Kepala Desa Lamole.

Terpantau oleh media, pemeriksaan pun dilaksanakan dengan jumlah warga yang sebelumnya delapan belas orang namun yang hadir dalam pemeriksaan itu sebanyak sepuluh orang dan waktu pemeriksaanpun dimulai pukul 12.30 WITA.*** (Max Werang)

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler