Uskup Larantuka Batalkan Perayaan Devosional Tradisi Semana Santa Tahun 2022

18 Maret 2022, 18:00 WIB
Penggalan Surat Keputusan Uskup Larantuka terkait pembatalan kegiatan devosional tradisi Semana Santa. /Tangkap Layar SK Uskup Larantuka/

FLORES TERKINI - Keuskupan Larantuka, melalui Surat Keputusan yang ditandatangi Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr, memutuskan untuk meniadakan dan membatalkan seluruh kegiatan pelaksanaan perayaan devosional tradisi “Semana Santa” tahun 2022.

Dalam surat yang diterbitkan pada Jumat 18 Maret 2022 itu, Uskup Larantuka menjelaskan bahwa keputusan tersebut dilakukan mengingat saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19 dan meningkatnya kasus positif corona di Kabupaten Flores Timur dan kabupaten tetangga yakni Kabupaten Lembata.

“Saat ini kita sedang berada pada Level 3 secara nasional, maka demi kepentingan keselamatan dan kesehatan seluruh warga masyarakat kita, kami memutuskan meniadakan dan membatalkan seluruh kegiatan pelaksanaan perayaan devosional tradisi Semana Santa di Larantuka, Konga, Wureh pada tahun ini,” tulis Mgr. Fransiskus Kopong Kung dalam surat keputusan tersebut.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Perempat Final All England Marcus-Kevin vs Rankireddy-Shetty

Selain di tiga wilayah yang disebutkan, Uskup Larantuka juga melarang pelaksanaan kebiasaan-tradisi terkait untuk paroki-paroki yang biasa melakukannya.

“Tidak diadakan prosesi Jumat Agung dan Prosesi Alleluya di Larantuka, Konga dan Wureh,” tegas Uskup Larantuka.

Meskipun demikian, perayaan Liturgi Pekan Suci di gereja-gereja tetap dirayakan seperti biasanya, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir atau dengan hand sanitizer.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming Trans 7 Jumat 18 Maret 2022, Nonton This Is Mandalika MotoGP We Are Ready

Selain itu, Uskup juga mengimbau agar jumlah umat dibatasi hingga 50 persen dari kapasitas tempat duduk di gereja dan menjaga jarak tempat duduk sejauh satu meter.

“Paroki boleh memperbanyak kesempatan misa, agar sebanyak mungkin umat boleh hadir dalam perayaan-perayaan suci. Hal-hal teknis lainnya diserahkan pengaturan sesuai kondisi masing-masing paroki,” imbuh Mgr. Fransiskus.

Dua tahun sebelumnya, Keuskupan Larantuka pun membatalkan kegiatan pelaksanaan perayaan devosional tradisi “Semana Santa” lantaran merebaknya pandemi Covid-19.

Baca Juga: Live Streaming Love Story The Series Jumat 18 Maret 2022: Beginilah Kronologis Kecelakaan Maut Madina

Dengan pembatalan yang sama di tahun 2022 ini, maka sudah tiga tahun berturut-turut tradisi khas umat Keuskupan Larantuka tersebut tidak berjalan sebagaimana biasanya.

Meskipun secara ritual devosional umat di Keuskupan Larantuka tidak melaksanakannya, Uskup Larantuka berharap agar hal tersebut tidak mengurangi makna dari tradisi setempat.

“Kita diharapkan memaknainya secara lebih rohaniah, lebih mendalam terhadap misteri iman dan keselamatan kita. Justru untuk keselamatan kita, keselamatan seluruh dunia, Yesus Tuhan dan Juruselamat rela berkorban, menderita sengsara dan wafat di kayu salib,” kata Uskup Larantuka.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming Trans TV 18 Maret 2022, Nonton Film Crazy Rich Asians dan Entrapment

Lebih jauh Mgr. Fransiskus Kopong Kung mengatakan, situasi konkret saat ini juga menghendaki umat agar rela berkorban, mau menderita, bekerja sama dengan semua pihak untuk mengatasi pandemi virus corona, demi keselamatan semua orang.

“Jadi dengan tidak menjalankan tradisi Semana Santa sebagaimana biasa pada saat ini, adalah juga merupakan bagian dari pengorbanan kita, bagian dari ekspresi iman dan kerja sama kita dalam upaya mengatasi pandemi virus corona,” lanjut Mgr. Fransiskus.

Uskup Larantuka pun mengajak seluruh umat untuk senantiasa berdoa demi kepentingan gereja, tanah air, dan semua orang.

Baca Juga: BUKU HARIAN SEORANG ISTRI 18 Maret 2022: Sambil Bersimpuh, Lia Minta Fajar Cabut Tuntutannya pada Bu Farah

“Mari kita mendoakan kepentingan Gereja, kepentingan bangsa dan tanah air kita, dan kepentingan semua umat manusia di seluruh dunia,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Semana Santa merupakan tradisi perayaan Paskah yang dilakukan oleh umat Katolik di Larantuka, Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sesuai dengan namanya yang berasal dari Bahasa Portugis, Semana Santa yang berarti Pekan Suci, tradisi Paskah ini dilakukan selama satu minggu menjelang Paskah.

Tradisi ini tidak hanya menjadi kegiatan keagamaan umat Katolik di Larantuka saja, tapi juga menjadi kegiatan budaya dan pariwisata NTT yang kerap dihadiri oleh berbagai wisatawan Katolik dari berbagai kota lainnya di Indonesia, bahkan dari negara-negara lain.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming tvOne 18 Maret 2022, Saksikan Cerita Santri dan Perempuan Bicara

Tradisi Semana Santa sudah ada sejak kurang lebih 500 tahun lalu, tepatnya sejak Portugis masuk Indonesia dan membawa agama Katolik beserta warisan tradisinya.

Pengaruh Portugis memang sangat kuat bagi keagamaan umat Katolik di Larantuka, bahkan hingga kini beberapa bagian dari tradisi Semana Santa seperti doa dan nyanyian masih menggunakan Bahasa Portugis Kuno.

Semana Santa memiliki serangkaian ritual dimulai dari Minggu Palma, Rabu Trewa atau Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, dan Minggu Alleluya atau Minggu Paskah.***

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler