“Kami harus ekstra hati-hati, apalagi kondisi jalan ini dari dulu belum tersentu aspal. Kami setiap kali melewati jalur ini harus siapkan dedak dan juga kami meminta warga sekitar untuk tarik mobil apabila dedak habis,” ujarnya sembari meminta namanya tidak dimediakan.
Dia mengatakan, curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir membuat kerusakan jalan di wilayah itu kian parah.
Menurutnya untuk memperlancar lalu lintas kendaraan saat ini para sopir terpaksa harus meminta bantuan warga sekitar untuk menimbun batu berukuran besar pada sejumlah titik yang sudah berlubang. Namun sering kali batu-batu tersebut tenggelam akibat lumpur yang dalam.
“Jujur saja kami selalu menimbun batu batu besar setiap kali lewat di jalur ini demi kelancaran transportasi. Akan tetapi batu yang ditanam itu tenggelam terus,” ujarnya
Pemicu kerusakan itu, katanya, terjadi diakibatkan tak adanya saluran drainase dan juga belum diaspal sehingga muda terkikis air hujan.
Sementara itu salah seorang warga Kelok, DH (35), kepada wartawan mengatakan akibat kondisi ruas jalan yang sudah rusak itu mereka harus menyiapkan beberapa hal ketika mereka hendak bepergian dengan menggunakan jasa transportasi seperti ke Ruteng atau ke Borong Ibu Kota Kabupaten Manggarai Timur.
"Apabila kami mau pergi ke Borong ataupun ke Ruteng bukan hanya biaya transportasi yang kami siapkan akan tetapi juga kami harus mempersiapkan tenaga untuk tarik mobil karena kondisinya sangat ekstrim dan sangat berbahaya,” tutur DH.
Baca Juga: Hasil Survei LSI: 34,6 Persen PNS Jawab Tingkat Korupsi di Indonesia Saat Ini Memburuk