Gunakan Terasering, KWT Melati di Sikka Sukses Kembangkan Holtikultura

- 29 Mei 2021, 19:13 WIB
Lahan tomat milik Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, di Desa Riit, Kecamatan Nita, yang dibuat menggunakan sistem terasering.
Lahan tomat milik Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, di Desa Riit, Kecamatan Nita, yang dibuat menggunakan sistem terasering. /Erick S./FLORES TERKINI/FLORES TERKINI

Eros menambahkan, harga jual itupun disepakati oleh semua anggota kelompok, setelah pihaknya mengecek harga tomat di Pasar Alok, Maumere, tersebut.

Sedangkan untuk masa panen yang ketiga, mereka mendapatkan 600 kg dan dijual dengan harga Rp11.000 per kilogramnya.

Baca Juga: Tuchel Siapkan Skenario Adu Penalti Jelang Bentrok dengan Manchester City di Final Liga Champions

Dirinya pun menceritakan, pada awalnya mereka mengalami kesulitan karena lahan tanaman tomat itu berada di kemiringan dan semua anggota kelompoknya perempuan, yang tidak rutin bekerja di kebun.

"Awalnya kami sulit membuka lahan ini, karena kami harus buat bedeng dengan menggunakan terasering. Kami semua ini ibu-ibu dan bukan setiap tahun kerja kebun, tetapi hanya membantu suami saja," ucapnya.

"Tapi sebagai ketua, modal saya adalah berani menjalankan kegiatan selama ini," tambahnya.

Baca Juga: Chelsea Diadang City di Final Liga Champions 2020-2021, De Bruyne: Kami Terima dengan Senyuman

Menurut perempuan 54 tahun ini, yang mengajarkan pihaknya untuk menanam tanaman tomat itu yakni Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Nita.

Sebelum melakukan budidaya tananam holtikultura ini, mereka mendapatkan pelatihan melalui Sekolah Lapang (SL).

Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, Salviana Erosvita, ketika berada di lahan tomat milik kelompoknya.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, Salviana Erosvita, ketika berada di lahan tomat milik kelompoknya. FLORES TERKINI

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah