Kecam Aksi Penutupan Jalan Menuju Bandara Watowiti Flores Timur, Muhidin Demon: Ini Gaya Premanisme

- 9 Juni 2021, 13:00 WIB
Plang yang digunakan warga untuk menutup ruas jalan dari Weri menuju Bandara Watowiti, Flores Timur.
Plang yang digunakan warga untuk menutup ruas jalan dari Weri menuju Bandara Watowiti, Flores Timur. /Istimewa/FLORES TERKINI/

Theo Wungubelen dalam cuitannya di medsos tersebut mengatakan bahwa Fraksi Gerindra tidak melihat ketidakadalan yang sedang terjadi.

Dia pun meminta Politisi Gerinda itu menjawab pertanyaannya, bahwa kenapa lahan bandara dibayar dan atas nama refocusing membiarkan anggaran pembebasan lahan warga dibatalkan?

Baca Juga: 5 Cara Sederhana Mencapai Sukses, Lakukan Secara Rutin Tanpa Menguras Energi yang Besar

Theo Wungubelen yang juga adalah kuasa hukum warga pemilik lahan menegaskan bahwa yang dikatakan oleh Muhidin kepada warga dengan narasi preman itu lebih tepatnya disematkan kepada pihak yang telah membujuk dan menipu masyarakat yang mengikhlaskan haknya lalu tidak dibayar.

“Yang preman itu siapa? Yg preman itu yg membiarkan hak rakyat diberengus. Jangan menutup ketidakbecusan dng mengalihkan persoalan ke rakyat. Yang preman itu adalah yg tlh membujuk dan menipu msyrakat mengiklaskan haknya lalu, tidak mau bayar,” kata Theo Wungubelen.

Theo kembali mempertegas pernyataannya bahwa sikap rakyat tersebut merupakan bentuk kekecewan terhadap pemerintah yang berulang kali menjanjikan segera dibayar, tetapi tidak dilaksanakan di mana pembicaraan dan kesepakatan yang telah ditandatangani antara Pemda dan pemilik tanah sejak dari tahun 2018.

Baca Juga: Bioskop Trans TV Rabu 9 Juni 2021: Sinopsis dan Link Live Streaming Valerian and The City of Thousand Planets

Sementara itu, salah satu pemilik akun facebook Rajawali Solor dalam kolom komentarnya menyatakakan bahwa semestinya ADPRD Flores Timur secara lembaga harus bisa mengingatkan pemerintah untuk menjaga dignity-nya atas apa yang sudah menjadi kesepakatan para pihak terkait.

“Sebagai Kuna kenahi Lewotanah Flores Timur…. mestinya aDPRD  Flotim secara lembaga, harus bisa mengingatkan pemerintah untuk menjada dignitynya atas apa yg sdh menjadi kesepakatan para pihak….. bila perlu yg bisa banting helmnya ya banting di dlm ruang sidang, demi rakyat sebagai tuan atas kursi/kedera yang telah ditempati….Jika ingin mengatasi persoalan rakyat, jgn yg di obati simtomnya tapi Etiloginya bos…., semoga ada jalan keluar….Tuhan Memberkati,” tulis Rajawali Solor dalam kolom komentar Facebook.*** (Max Werang)

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah