“Infrastruktur jalan berupa aspal melalui Pak Gubernur sudah berikan kita 19 kilometer lebih. Sekarang lagi pengerjaan ruas jalan Lamawohong-Lewotanah Ole. Nanti melalui Dana Inpres akan dikerjakan ruas jalan Ritaebang-Tanalein-Lamaole dan kita harus berdoa, sekarang saya lagi berjuang untuk rumah sakit di Solor. SPBU juga ada di Solor,” sebutnya.
Doris Rihi kemudian menilai pertemuan dalam kebersamaan ini menjadi hal yang dibutuhkan dalam membangun Flores Timur, khususnya di Solor. “Balawelin subur, Balawelin maju, Balawelin jaya,” tutupnya mengakhiri sambutan.
Sapaan Bapa Lewo Ema Tana Balawelin
Bapa Lewo Ema Tanah Balawelin selaku pimpinan tertinggi dan penguasa masyarakat adat Balawelin, Yosep Rain Lewo Niron, mengapresiasi partisipasi seluruh masyarakat komunitas adat Balawelin yang telah berhasil menyelenggarakan acara Wu’un Nuran tahun 2023.
Sirilus Subaraya Niron, selaku pewaris adat, melanjutkan bahwa etnis Balawelin merupakan etnis terbesar di Solor yang terdiri dari satu kampung induk dan 6 kampung filial.
Baca Juga: Menteri PPPA Kagumi Kelompok Du Anyam di Desa Wulublolong-Solor: Saya Beri Apresiasi yang Tinggi
Dijelaskannya juga, Wu’un Nuran berarti syukur atas hasil panen. Dalam inkulturasi sebetulnya masyarakat adat Balawelin adalah mayoritas petani. Sebagai petani, mereka biasanya menanam, memelihara, dan menuai. Dan, ritual puasa pantang atas hasil panen baru dan hujan baru dilaksanakan setiap tahunnya, terjadi pada awal musim musim tanam.
“Hari ini kita mengalami puncaknya, dan syukur atas tuaian,” ungkap Sirilus.
Kata Hati Tokoh Kerajaan Larantuka
Sebelumnya, tokoh kerajaan Larantuka, Don Tinus DVG, mengungkapkan bahwa perayaan hari ini bertepatan dengan 64 tahun sejak diserahkannya patung Reinha dari Kerajaan Larantuka kepada masyarakat Balawelin sebagai bagian dari usaha menyebarkan dan mempertahankan iman umat Katolik di Balawelin khususnya dan di Pulau Solor secara umum. Diakuinya, bahwa eksistensi spiritualitas ini kemudian berkembang menjadi sesuatu yang luar biasa di Balawelin.