Ia mengaku masuk kuliah di perguruan tinggi itu karena ketika sosialisasi di sekolahnya oleh pihak PDD Cristo Re, disampaikan bahwa kuliah di kampus tersebut nanti mudah dapat kerja dan legalitasnya jelas.
Agustina dan orang tua pun percaya, sehingga ia memilih untuk berkuliah di PDD Teknik Mesin Manufaktur Politeknik ATMI Surakarta Kampus Cristo Re Maumere tersebut.
Baca Juga: Soeratin Cup U-17 Ngada: PERSEMATIM Kirim BMP Flotim ‘Bale Nagi’ Lewat Drama Adu Penalti
Novi mengisahkan, kuliah yang dominan diisi dengan praktik semulanya berjalan lancar. Namun mulai muncul keraguan dari pihaknya karena pasca perkuliahan diselesaikannya pada Oktober 2020, ia hanya diberikan transkrip nilai terakhir. Sementara terkait wisuda dan ijazah, hanya disampaikan oleh pihak kampus agar dirinya bersabar dulu.
"Ketika kami tanyakan ke kampus kenapa belum bisa wisuda, mereka hanya sampaikan bahwa tidak bisa wisuda karena lulusannya masih sedikit, jadi tunggu sampai banyak dulu biar wisuda sekalian,” ungkapnya, Jumat, 10 November 2023.
Novi menambahkan, dari lulusan PDD Cristo Re, yang sudah ada 5 angkatan dengan jumlah lulusan sekitar 43 orang, yang sudah wisuda dan mendapatkan ijazah hanyalah lulusan Angkatan I dan Angkatan II. Sementara untuk lulusan Angkatan III, IV, dan V, hingga saat ini hanya diberikan transkrip nilai dan sama sekali tidak mendapatkan ijazah.
Terhadap masalah ini, dirinya dan teman-teman angkatan sudah berulang kali menghadap ke kampus dan bertemu dengan RD. Richardus Muga. Namun tidak ada solusi yang diberikan, hanya janji dan diminta untuk bersabar.
Pihaknya semakin kaget dan merasa permasalah mereka tidak ada penyelesaian, karena RD. Richardus menyampaikan bahwa dia sekarang sudah bukan lagi pimpinan PDD Cristo Re dan sudah digantikan oleh orang lain.
Ia dan teman-teman angkatannya pun diminta oleh RD. Ridchardus Muga untuk langsung menanyakan permasalahan itu kepada pihak Yayasan Cristo Re Keuskupan Maumere sebagai pengelola kampus saat ini.