“Saya kira kita sudah sepakat bahwa pemilu ini adalah pemilu damai, pemilu yang menggembirakan. Oleh karena itu, jangan lagi ada hal-hal yang bisa merusak,” ujarnya.
Polarisasi politik akibat perbedaan pilihan, kata Ma'ruf merupakan sesuatu yang wajar dalam sebuah pesta demokrasi. Akan tetapi, dirinya berharap agar polarisasi politik itu kemudian membawa masyarakat pada konflik dan perpecahan.
Baca Juga: Berniat Tegakkan Aturan Pemilu, Anggota Panwascam di Sikka Malah Dapat Ancaman
“Polarisasi boleh saja karena memang kita harus berbeda pilihan, tapi jangan membawa pembelahan, perpecahan bangsa,” katanya
Oleh karena itu, dirinya meminta kepada siapapun atau pihak manapun yang keluar sebagai pemenang pemilu untuk dapat merangkul para pihak yang kalah. Karena bagaimanapun, presiden yang terpilih bukan milik sekelompok orang atau partai politik tertentu, tetapi merupakan presiden bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Dan siapapun nanti yang unggul ya tentu harus bisa diterima. Kepada yang menang harus merangkul semua pihak, harus menjadi presiden dan wakil presiden dari seluruh rakyat Indonesia,” katanya.***