Tragedi Kanjuruhan! The Washington Post Ungkap Fakta Mengejutkan: 40 Kali Amunisi Ditembakan oleh Polisi

6 Oktober 2022, 22:09 WIB
The Washington Post Ungkap Fakta Mengejutkan Tragedi Kanjuruhan /Flores Terkini/Kolase Foto: washingtonpost.com

FLORES TERKINI - Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter Arema FC jadi sorotan dunia. Kali ini The Washington Post hadirkan beberapa fakta mengejutkan.

Laporan hasil investigasi ini dimuat di laman The Washington Post dengan judul 'How police action in Indonesia led to a deadly crush in the soccer stadium'.

Dalam ulasan yang diterbitkan pada Kamis 6 Oktober 2022 ini, The Washington Post beberkan beberapa detail yang memicu banyaknya korban yang berjatuhan.

Baca Juga: Dari Flores, Perse Ende Gelar Aksi Seribu Lilin untuk Aremania Korban Tragedi Kanjuruhan

Di awal laporan investigasinya, The Washington Post menuliskan bahwa rentetan tembakan gas air mata oleh polisi ke suporter menjadi pemicu terjadinya tragedi ini.

Disebutkan, sedikitnya ada 40 amunisi yang ditembakan ke arah suporter. Rentetan tembakan amunisi ini hanya terjadi dalam rentang waktu 10 menit saja.

Adapun amunisi-amunisi yang ditembakan ini di antaranya gas air mata, flash bang, dan juga flare.

Baca Juga: Prediksi Sinopsis Cinta Setelah Cinta Jumat 7 Oktober 2022: Penyesalan Niko Sedalam Lautan

Menurut laporan tersebut, penggunaan amunisi ini justru melanggar pedoman keamanan internasional dalam pertandingan sepak bola.

"Penembakan sedikitnya 40 amunisi ke arah kerumunan dalam rentang waktu 10 menit, yang melanggar protokol nasional dan pedoman keamanan internasional untuk pertandingan sepak bola," bunyi laporan paragraf kedua, dikutip Flores Terkini dari The Washington Post.

Akibat dari tembakan amunisi berupa gas air mata, flash bang, dan juga flare inilah yang menyebabkan suporter berlari menuju pintu keluar yang sayangnya masih tertutup.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Menjadi Perhatian Publik, Pemerintah Bentuk TGIPF, Berikut Nama dan Jabatannya

Menurut laporan ini, banyak suporter yang terinjak-injak hingga meninggal dunia lantaran masih tertutupnya pintu keluar. Kepanikan pun terjadi.

The Washington Post menghadirkan laporan ini setelah mereka memeriksa lebih dari 100 video dan foto yang mereka dapatkan, plus 11 saksi.

Dari hasil analisis para pakar, disebutkan bahwa penggunaan gas air mata oleh polisi untuk menghalau suporter yang memasuki lapangan justru menimbulkan petaka dan kerugian yang besar.

Baca Juga: Lesty Kejora Alami KDRT, Beragam Spekulasi Hubungan Rumah Tangga Rizky Billar Jadi Topik Hangat

Setelah melihat video-video yang diperoleh The Washington Post, Clifford Stott, seorang profesor di Universitas Keele di Inggris mengemukakan pendapatnya.

Menurutnya, peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang merupakan akibat dari tindakan kepolisian serta buruknya manajemen stadion.

"Menembakkan gas air mata ke tribun penonton saat gerbang terkunci kemungkinan besar tidak akan menghasilkan apa-apa selain korban jiwa dalam jumlah besar," katanya tegas.

Editor: Ancis Ama

Sumber: The Washington Post

Tags

Terkini

Terpopuler