Para tetua akan membaca kalender adat, yang mereka tafsir dan lihat dari tanda-tanda alam, seperti keberadaan bulan dan pasang surutnya air laut.
Di sinilah, mereka menemukan hari dan tanggal serta bulan yang tepat untuk melangsungkan ritual Brauk tersebut.
Dan kebiasanya, Brauk selalu jatuh pada bulan Juni atau Juli dan berlangsung sepanjang malam.
Walaupun hanya semalam, persiapan upacara ini memerlukan waktu satu sampai dua minggu.
Brauk diawali dengan tradisi Lori yaitu kegiatan berbagi hasil pangan. Brauk bagi masyarakat setempat juga dimaknai sebagai momen reuni keluarga dan suku-suku, karena pada saat itu semuanya ikut berkumpul.
Selain rumah adat dan upacara Brauk, Lewolo juga memiliki sebuah legenda tentang Markama.
Baca Juga: Pesona Wato Tena di Nelerereng, Kecamatan Ile Boleng, Adonara Timur yang Bikin Mata Lupa Berkedip