WARNAMEDIABALI - Tahap awal pandemi Covid-19 banyak terfokus pada goncangan dan dampak krisis, namun tujuh minggu kemudian, fokusnya telah bergeser. Adalah waktu yang sangat sulit bagi industri salah satunya pariwisata. Untuk tetap bertahan harus tetap gesit, adaptif, dan benar-benar mau berubah dalam hal strategi dan produk.
Banyak destinasi kini telah mengimplementasikan rencana manajemen krisis mereka dan mencari ke dalam alih-alih ke luar dengan cara baru yaitu Digital Tourism.
Digital Tourism dalam situasi New Normal bukanlah seperti yang saat ini orang kira atau pikirkan, yaitu proses wisata virtual di dunia maya menggunakan Virtual Reality (VR). Virtual Reality (VR) hanya salah satu komponen untuk membantu mendorong industri pariwisata tetap dapat maju setelah situasi saat ini selesai.
Baca Juga: Setelah Wabah Usai Ayo Berwisata Ke Bali
Idenya adalah bahwa saat orang dapat melakukan perjalanan wisata lagi, VR memungkinkan mereka untuk mengetahui lebih banyak tujuan sebelum mereka memutuskan untuk berlibur dan juga memberikan mereka rasa keinginan untuk bepergian ke banyak tempat.
Dengan dunia yang sekarang online, tujuan di seluruh dunia telah menuju ke arah digital. Digital telah menjadi cara paling efektif bagi DMO (Destination Marketing Organizations) untuk menjangkau audiens mereka di rumah.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Tentang Tari Kecak Bali
Tujuan global sekarang sangat terfokus pada penyediaan dukungan di tingkat lokal. Prioritasnya adalah pemulihan dan terutama memberikan dukungan keuangan untuk bisnis lokal. DMO (Destination Marketing Organizations) harus berinovasi menciptakan jalur khusus bagi bisnis lokal dengan menyediakan layanan seperti sumber daya online dan panduan dukungan keuangan.(*)