Renungan Katolik Minggu Biasa VI, 11 Februari 2024: Ini Kisah Orang Kusta dari Zaman Kita

10 Februari 2024, 08:08 WIB
Ilustrasi. Renungan Katolik Minggu Biasa VI, 11 Februari 2024. /Kolase Foto FLORESTERKINI.com/Pixabay

FLORESTERKINI.com – Renungan Katolik Minggu Biasa VI, 11 Februari 2024, mengajak umat sekalian untuk bersama-sama memaknai peristiwa Yesus menyembuhkan orang yang sakit kusta dan bagaimana kisah ‘orang kusta’ dari zaman kita.

Namun sebelum masuk ke dalam inti renungan di hari Minggu ini, terdahulunya umat Katolik akan diperdengarkan bacaan-bacaan Kitab Suci dari Kitab Imamat 13:1-2.44-46, Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 10:31-11:1, dan Injil Markus 1:40-45.

Saudari-Saudara terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus! Teks dari Kitab Imamat bab 13 dan sejumlah kisah lain dalam Alkitab menunjukkan bahwa orang kusta pada zaman dulu adalah orang yang 'mati' sebelum meninggal.

Baca Juga: Meridian Dewanta: KPK Harus Segera Tersangkakan Wilhelmus Petrus Bate dan Albertus Iwan Susilo

Secara medis, orang kusta tak terobati: kulitnya membengkak dan membusuk, menjadi sangat ngeri. Secara sosial, ia najis dan terusir dari masyarakat; secara religius, orang kusta dianggap terkutuk oleh Tuhan; dan secara personal ia merasa kehilangan martabat dan harga diri.

Tapi orang kusta dalam kisah Injil melihat secercah harapan dalam diri Yesus. Maka ia pun menerobos hambatan sosial yang ada, lalu datang berlutut di hadapan Yesus dan memohon penuh harapan: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku”.

Yesus merasa kasihan, mengulurkan tangan, menjamah orang itu dan berkata: “Aku mau jadilah engkau tahir”. Seketika itu juga ia sembuh dan menjadi tahir.

Sabda Yesus yang penuh kuasa memberi dia hidup baru. Sentuhan tangan-Nya yang suci menerima orang itu kembali sebagai anggota masyarakat dan umat Allah yang terberkati. Dan karena itulah ia boleh pergi mempersembahkan kurban syukur pada Tuhan.

Baca Juga: AI Ungkap Misteri Gulungan Papirus, Kisah Sebuah Kota Kuno di Italia Akhirnya Terpecahkan

Orang kusta itu 'dilahirkan' kembali. Maka dengan penuh sukacita, ia tak dapat mendiamkan pengalaman dahsyat itu. Ia pun pergi memberitakan hal besar dan menakjubkan itu ke mana-mana.

Kisah Orang Kusta dari Zaman Kita

Selama lima tahun di masa pendudukan Jepang dan awal kemerdekaan (1942-1946) Hamba Allah, Pater Gabriel Manek, SVD (sebagai imam muda waktu itu) melayani umat di daratan Flores Timur, Solor, Adonara, Lembata, Alor, dan Pantar.

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Disdukcapil Sikka Buka Pelayanan Perekaman e-KTP pada Hari Libur

Beliau memberi perhatian khusus bagi orang-orang kusta yang terbuang di Tanjung Naga, Pulau Lembata. Biarpun tentara Jepang melarang, lalu membakar perahunya, dan kemudian menyekapnya selama dua minggu, Pater Gabriel Manek tetap setia melayani orang-orang kusta itu.

Kini di Naop (Timor) dan di Mamugu (Papua), Suster-Suster Puteri Reinha Rosari (PRR) sebagai tarekat religius yang didirikan Mgr. Gabriel Manek, SVD, melanjutkan karya beliau dan menjadi saksi heroik belas kasih Tuhan untuk orang-orang kusta yang dirawat dengan penuh cinta.

“Segala-galanya dari cinta, bersama cinta, dan dalam cinta”, demikian wasiat peninggalan Mgr. Gabriel Manek bagi pengabdian para pengikut Yesus. Pasalnya, “Tak ada kasih yang lebih besar, daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:13).

Baca Juga: Shopee Mall Tawarkan Banyak Pilihan, Jangan Sampai Ketinggalan Dapatkan Keuntungan Awal Tahun

Doa

YESUS TUHAN, ucapkanlah sabda-Mu yang penuh kuasa dan sentuhlah orang-orang sakit dengan uluran tangan belas kasih-Mu melalui para dokter, suster, dan perawat, agar penderita pelbagai macam penyakit dapat disembuhkan, dibarui dan dikuduskan untuk menghayati suatu hidup baru sebagai umat Allah yang terberkati. Amin.***

Disclaimer: Renungan Katolik ini sejatinya disusun dan dibawakan oleh Pater Leo Kleden SVD, kemudian dibagikan lagi di sini dengan perubahan seperlunya, dengan maksud dan tujuan evangelisasi di media sosial.

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler