Selalu Hadir di Setiap Perayaan Imlek, Ternyata Jeruk Mandarin Bisa Bawa Berkah Berlimpah, Begini Sejarahnya!

- 3 Februari 2024, 08:05 WIB
Ilustrasi. Jeruk Mandarin yang dianggap sebagai pembawa berkah dan selalu hadir di setiap perayaan Imlek atau Tahun Baru China.
Ilustrasi. Jeruk Mandarin yang dianggap sebagai pembawa berkah dan selalu hadir di setiap perayaan Imlek atau Tahun Baru China. /Pixabay/ Daria-Yakovleva

FLORESTERKINI.com – Tahun Baru China atau Imlek 2024 sebentar lagi tiba. Di setiap perayaan itu, selalu tersaji berbagai jenis buah-buahan. Salah satunya adalah Jeruk Mandarin yang dianggap sebagai pembawa berkah.

Memang ada buah-buahan lain yang identik dengan perayaan Imlek, di antaranya apel, leci, kurma, dan jeruk. Meski demikian, dalam sejarahnya yang cukup unik, Jeruk Mandarin seolah lebih menarik untuk dibahas.

Seperti diungkapkan oleh Time, keberadaan buah Jeruk Mandarin dalam setiap perayaan Imlek memiliki sejarah tersendiri. Konon, buah ini mulai eksis dalam perayaan Imlek sejak Dinasti Qing. Kala itu, para orang tua di Tiongkok selalu meletakkan Jeruk Mandarin, leci, dan kurma, di samping bantal tidur anak-anaknya.

Baca Juga: Pemkab Flores Timur Pasang ‘Kuda-Kuda‘ Tangkal Serangan ASF

Tujuan peletakan buah-buahan ini adalah untuk mengusir monster yang selalu dihadirkan dalam beberapa cerita rakyat. Buah-buahan tersebut kemudian disantap anak-anak mereka setelah bangun tidur.

Meski ada beberapa buah-buahan yang identik dengan Imlek, namun jeruk cukup menyita perhatian. Hal ini bisa terjadi karena jeruk dianggap sebagai pembaaa keberuntungan, meski faktanya disebabkan oleh pelafalan saja.

Penyebutan buah dalam bahasa Mandarin adalah ju, yang terdengar mirip dengan pelafalan kata ji, yang berarti 'semoga sukses'. Ada pula yang merujuk pada pengucapan Kantonnya (gam), yang sama dengan kata 'emas', yang pada akhirnya menjadikan Jeruk Mandarin menjadi buah wajib di setiap perayaan Imlek.

Baca Juga: Pemilu 2024: Antisipasi Masalah Listrik dan Sinyal Saat Hari ‘Pencoblosan’, KPU Sikka Bakal Lakukan Hal Ini

Selain memiliki nama yang penuh arti, warna emas kemerahan dan bentuk bulat dari Jeruk Mandarin juga dianggap sebagai simbol keberuntungan. Anggapan ini bahkan telah menginspirasi seni Tionghoa selama ribuan tahun, seperti sebuah puisi kuno berjudul Pohon Jeruk.

Dalam perkembangannya, Jeruk Mandarin akhirnya menjadi sebuah 'kado' saat Tahun Baru Imlek. Tradisi ini juga akhirnya menyebar ke berbagai negara dengan populasi etnis Tionghoa yang besar seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia.

Dalam praktiknya, Jeruk Mandarin yang dijadikan hadiah Imlek haruslah berpasangan. Tidak boleh satu, karena angka genap dianggap membawa keberuntungan, sementara angka ganjil tidak disukai.

Baca Juga: Renungan Katolik Minggu Biasa V, 4 Februari 2024: Apakah Tuhan Masih Menyayangi Umat-Nya?

Sebagian besar orang berharap mendapatkan hadiah Jeruk Mandarin yang masih menempel di ranting, plus ada daunnya. Hal ini membawa simbolisme ekstra berupa umur panjang dan kesuburan.

Di Jepang, selama perayaan Tahun Baru Imlek, Jeruk Mandarin sering ditempatkan di atas kue beras yang dikenal dengan nana kagami mocha, meskipun secara tradisionalnya dihiasi dengan jeruk pahit yang disebut daidai (dipilih karena terdengar seperti frasa ‘dari generasi ke generasi’). Belakangan, umumnya digantikan dengan mikan, sebuah jenis Jeruk Mandarin lain yang biasanya lebih manis.

Akhir kata, meski berawal dari pengucapan saja, namun cinta sejarah negara ini terhadap Jeruk Mandarin tetap abadi, umumnya terkait dengan berkah, kemewahan, dijadikan sebagai hadiah, dan dinikmati sepanjang tahun.***

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x