FIRST NIGHT WITH MARY
Cerpen Karya Eto Kwuta
Senja Mei memerah di kaki langit St. Albans, London. Langit mendung, lalu mengoyakkan hujan ricik-ricik kecil sambil mengencingi kota katedral yang menyeramkan itu.
St. Albans, kota terpencilku di tahun 1950-an. Kota orang-orang yang mencari keheningan. Keluargaku tiba di tahun ini seperti yang lain, lantaran aku lahir di masa Perang Dunia II. Kehancuran kota sudah terjadi semenjak aku lahir pada 8 Januari 1942.
Usiaku sembilan tahun, dan aku sudah cukup umur untuk melihat segala kehancuran yang merampas semuanya di muka bumi.
Baca Juga: 10 Candi Warisan Leluhur yang Menjadi Simbol Mistis dan Tempat Wisata Paling Unik di Indonesia
Ayahku Frank dan ibuku Isobel adalah dua orangtua yang sungguh-sungguh mempertahankan kehidupan intelektual ortodoks.
Di rumah, pada sudut-sudut kamar di atas meja, tempat tidur, dan di mana-mana, selalu saja ditumpuki buku-buku milik ayah dan ibu, sehingga wajar kalau aku berteman dengan buku-buku, bermain dengan buku, membuka buku, lalu membaca buku-buku.