Aku tak perlu lagi menjawab yang panjang-panjang karena banyak teman menilai cara bicaraku cepat. Kurang jelas ditangkap. Tapi, itu sudah caraku berbicara dengan pola pikir yang nyaris membingungkan orang.
“Hey, ada apa dengan hitam, Stephen?” Mary menggodaku untuk berterus-terang soal kesukaanku yang sederhana ini.
Sedikit saja kujelaskan soal hitam bahwa hitam itu sebuah lubang. Lubang yang dalam dan dahsyat. Lubang itu mematikan dan bisa membunuh. Tapi, di dalamnya terpelihara sunyi.
Mary mendengarku, lalu mengatakan kalau pikiranku terlalu jauh. Aku hanya menghayal tentang keanehan-keanehan yang bisa merusak masa depan.
“Kamu bisa terperangkap sendiri dalam pikiranmu itu,” kata Mary tegas.
“Biarlah...!” kataku singkat.
Baca Juga: Lacak Kasus Sinopsis Love Story Selasa 31 Agustus 2021: Zidan Salip Ken dan Merebut Hati Argadana
Lalu, kami bermain-main dengan permainan yang kuciptakan. Tanpa sadar, sudah malam. Kami jeda. Mary pamit pulang.
Ia mengingatkan lagi supaya aku tidak boleh berpikir yang aneh-aneh, karena ia takut kehilangan seorang sahabat sepertiku. Aku membalasnya dengan sebuah senyuman. Ya, senyum yang ricik.