FLORES TERKINI - Beredar sebuah postingan di media sosial berupa foto yang memperlihatkan sebuah kardus berisikan potongan tubuh manusia.
Dalam foto yang diunggah akun Facebook Asri Maliki Mbs pada 12 Maret 2022 tersebut tampak juga kolase foto petugas sedang memeriksa sebuah truk dan foto seorang anak di dalam kardus.
“Kemarin sore telah ditemukan di bukit Kayu Hitam. Polisi telah menahan satu truk pengangkut ayam. Ternyata di atas truk tersebut ada enam anak-anak, tiga dari mereka sudah tidak dapat berbicara lagi,” demikian narasi yang tercantum bersama unggahan tersebut.
Baca Juga: Love Story The Series Rabu 16 Maret 2022: Madinah Celaka Maut, Faisal Hajar Attar hingga Babak Belur
Narasi tersebut lebih lanjut mengungkapkan, anak-anak tersebut disuntik dengan zat bius dan akan diekspor ke Thailand, di mana mereka akan dibunuh untuk diambil organ tubuhnya.
Dijelaskan pula, para korban dikemas dalam kotak dan diletakkan di tengah truk. Truk itu membawa ayam dan kotak dengan anak-anak yang tersembunyi di dalamnya.
“Untuk keselamatan anak-anak, JANGAN biarkan mereka pergi sendirian atau harus tahu tujuan perginya serta cek keadaannya di tempat tujuan. Komunikasi dengan anak harus selalu on stand by. Di-copy dari group kepolisian untuk diantisipasi dan disampaikan kepada masyarakat! Ngeerrill banget deh,” klaim akun tersebut.
Lantas, benarkah bahwa anak-anak tersebut merupakan korban penculikan yang akan diekspor ke Thailand sebagaimana narasi yang dimainkan?
Dikutip dari turnbackhoax.id, kolase foto petugas tampak memeriksa sebuah truk dan foto seorang anak di dalam kardus yang diklaim sebagai temuan enam anak-anak yang disuntik zat bius dan dikemas di dalam kotak yang akan diekspor ke Thailand untuk dibunuh dan diambil organnya merupakan klaim yang menyesatkan.
Faktanya, klaim itu merupakan hoaks lama yang beredar kembali. Jenazah anak di dalam kardus itu bukan korban penculikan yang akan diekspor ke Thailand.
Yang sebenarnya, anak itu merupakan korban pembunuhan dan kekerasan seksual yang terjadi pada Jumat 2 Oktober 2015 di kawasan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat.
Kabar tersebut sebenarnya hanya salinan dari hoaks lama yang pernah beredar, yaitu kabar temuan enam anak di atas truk pengangkut ayam yang dihentikan di Bukit Kayu Hitam. Daerah tersebut merupakan perbatasan Malaysia dengan Thailand.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri pada saat itu, Kombespol Martinus Sitompul menegaskan bahwa informasi tersebut merupakan hoaks.
Bocah berinisial PNF yang ditemukan tewas dalam kardus itu telah diantar ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Jenazah bocah PNF ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan dalam kardus di Kampung Belakang, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, pada Jumat 2 Oktober 2015 silam, sekitar pukul 22.30 WIB.
Bocah kelas 2 SD itu didapati mengeluarkan darah pada bagian kemaluan dan mulut. Tangan dan kakinya diikat dengan lakban berwarna coklat tanpa mengenakan pakaian. Badannya dalam posisi ditekuk.
Pasca kejadian tersebut viral kala itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengungkapkan sejumlah alasan pelaku berinisial AD (39) tega membunuh sang bocah dan menempatkannya di dalam kardus.
Menurut Krishna, AD membunuh PNF karena ia memang gemar menganiaya bocah atau sosok yang lemah dan tidak berani melawan.
Pelaku kemudian secara resmi menetapkan AD sebagai tersangka berdasarkan dua alat bukti, yakni jejak DNA yang tertinggal di kaus kaki korban serta jejak darah milik korban yang terdapat pada kasur AD.
Dengan demikian fakta yang sebenarnya adalah bahwa postingan tersebut merupakan hoaks lama beredar kembali.
Jenazah anak di dalam kardus itu bukan korban penculikan yang akan diekspor ke Thailand. Anak itu merupakan korban pembunuhan dan kekerasan seksual pada Jumat 2 Oktober 2015 di kawasan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat.***