CEK FAKTA! Covid-19 Merupakan Hasil Rekayasa Laboratorium AS di Ukraina, Dipakai sebagai Senjata Biologi

- 27 Maret 2022, 07:24 WIB
Tangkap layar artikel yang mengklaim bahwa laboratorium AS di Ukraina memproduksi senjata biologi dari Covid-19.
Tangkap layar artikel yang mengklaim bahwa laboratorium AS di Ukraina memproduksi senjata biologi dari Covid-19. /covid19.go.id

FLORES TERKINI - Sebuah informasi terkini mengenai corona menyebutkan bahwa Covid-19 merupakan senjata biologi yang direkayasa di laboratorium Amerika Serikat (AS) yang berada di Ukraina.

Informasi berupa artikel yang dimuat di salah satu platform online itu mengklaim bahwa pernyataan tersebut disampaikan oleh mantan Menteri Kesehatan RI, Siti Fadilah Supari.

Artikel itu terbit di situs bergelora[dot]com pada 14 Maret 2022, dengan judul artikel: “TERANG BENDERANG…! Rusia Bongkar Eksperimen Covid Di Lab AS Ukraina, Siti Fadilah: Sudah Bukan Konspirasi! Kejahatan Pasti Terungkap!”. Berikut kutipan isi artikel tersebut yang dilansir covid19.go.id.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Minggu, 27 Maret 2022 Aries, Taurus, Gemini: Penting untuk Menjaga Keharmonisan Hubungan

“Cepat atau lambat kejahatan pasti terungkap. Jadi Covid adalah tidak natural tapi rekayasa si laboratorium AS di Ukraina untuk senjata biologi sudah bukan konspirasi lagi karena sudah disiarkan terbuka oleh Rusia,” demikian mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari kepada Bergelora.com.di Jakarta, Senin.(14/3).

Faktanya, klaim tersebut tidak terbukti. Ukraina punya puluhan laboratorium kesehatan umum yang fokusnya adalah meneliti dan memitigasi ancaman penyakit berbahaya, bukan untuk senjata biologi.

Dikutip dari covid19.go.id, Politifact - sebuah organisasi pemeriksa fakta di bawah Poynter Institute – memaparkan bahwa ada sejumlah laboratorium di Ukraina yang didukung oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Bantu Warga Terhindar dari Keracunan hingga Stunting, BPOM Kupang Gelar Advokasi Lintas Sektor di Flotim

Namun, laboratorium ini bukan untuk memproduksi senjata biologi, melainkan laboratorium yang bekerja untuk meneliti mikroorganisme penyebab penyakit (patogen), termasuk yang menyebabkan antraks, wabah, dan demam berdarah pada manusia, serta mempelajari virus yang menyerang burung dan babi.

Laboratorium semacam itu tidak lantas membuat mereka memiliki fasilitas senjata biologi. Hampir setiap negara memiliki laboratorium untuk menangani ancaman mikroba penyebab penyakit, dan beberapa di antaranya sangat mematikan.

Departemen Pertahanan AS mengatakan pada 11 Maret 2022 bahwa ketika serangan Rusia dimulai, Kementerian Kesehatan Ukraina secara bertanggung jawab memerintahkan pembuangan sampel yang aman dan terjamin.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Minggu, 27 Maret 2022 Capricorn, Aquarius, Pisces: Anda Bisa Sekuat yang Anda Korbankan

“Tindakan ini membatasi bahaya pelepasan patogen yang tidak disengaja jika laboratorium diserang oleh militer Rusia,” sebut pihak Departemen Pertahanan AS.

Selain itu, AS menegaskan tuduhan Rusia “benar-benar tidak masuk akal” dan Rusia sedang menciptakan narasi bohong untuk membenarkan rangkaian tindakannya di Ukraina.

Rusia menuduh AS dan Ukraina mengerjakan “patogen-patogen dan berbagai infeksi berbahaya” di 30 laboratorium yang tersebar di seantero Ukraina.

Patogen adalah mikroorganisme yang bisa menyebabkan penyakit. Ukraina punya puluhan laboratorium kesehatan umum yang fokusnya adalah meneliti dan memitigasi ancaman penyakit berbahaya.

Baca Juga: Hasil Final Lomba Stand Up Comedy HMPS Fakultas Ekonomi Uniflor, Ini Sang Juaranya!

Beberapa laboratorium ini menerima pendanaan dan sokongan lain dari AS, Uni Eropa, dan WHO seperti terjadi di banyak negara lainnya.

Rusia mengeklaim bahwa itu adalah laboratorium-laboratorium “rahasia”, namun rincian mengenai keterlibatan AS bisa ditemukan pada laman Kedutaan Besar AS.

Karena itu, artikel yang berisi klaim dari mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari yang menyatakan bahwa Covid-19 sebagai senjata biologi yang direkayasa di laboratorium Amerika Serikat di Ukraina merupakan klaim yang menyesatkan.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: covid19.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah