KTT ASEAN Dimulai tanpa Myanmar setelah Jenderal Tertinggi Min Aung Hlaing Dilarang

- 27 Oktober 2021, 09:33 WIB
 Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, ASEAN pada 15 Oktober setuju untuk melarang kepala militer Myanmar Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah sipil pada 1 Februari, atas kegagalannya untuk menerapkan rencana perdamaian yang dia setujui dengan ASEAN pada April untuk mengakhiri krisis politik berdarah yang dipicu oleh kudeta.
Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, ASEAN pada 15 Oktober setuju untuk melarang kepala militer Myanmar Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah sipil pada 1 Februari, atas kegagalannya untuk menerapkan rencana perdamaian yang dia setujui dengan ASEAN pada April untuk mengakhiri krisis politik berdarah yang dipicu oleh kudeta. /Stringer/Reuters

FLORES TERKINI – Para pemimpin Asia Tenggara telah memulai KTT tahunan mereka tanpa Myanmar, setelah militernya menolak mengirim perwakilan ke pertemuan tiga hari itu sebagai protes atas pengecualian jenderal utamanya.

Baik Brunei, ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), maupun sekretaris jenderal blok itu tidak menyebutkan ketidakhadiran dalam sambutan pembukaan pada pertemuan virtual hari Selasa.

Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, ASEAN pada 15 Oktober setuju untuk melarang kepala militer Myanmar Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah sipil pada 1 Februari, atas kegagalannya untuk menerapkan rencana perdamaian yang dia setujui dengan ASEAN pada April untuk mengakhiri krisis politik berdarah yang dipicu oleh kudeta.

Baca Juga: Facebook dan YouTube Menghapus Video Bolsonaro atas Klaim Vaksin yang Dikaitkan dengan Pengembangan AIDS

Langkah tersebut merupakan langkah berani yang jarang dilakukan oleh kelompok regional yang dikenal karena non-intervensi dan keterlibatannya.

ASEAN terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Myanmar bergabung pada 1997 di bawah pemerintahan militer sebelumnya.

Dua diplomat mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa Brunei mengundang diplomat veteran berpangkat tertinggi Myanmar, Chan Aye, sebagai perwakilan “non-politik” tetapi dia tidak hadir.

Baca Juga: Amerika Serikat Yakin Iran Ada di Balik Serangan Pesawat Tak Berawak ke Pangkalan AS di Suriah

Setelah pertemuan para pemimpin hari Selasa, Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan di Twitter bahwa dia sepenuhnya mendukung keputusan Brunei tentang perwakilan Myanmar, sementara mitra Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan kesepakatan ASEAN dengan Myanmar sangat penting untuk reputasinya dan ujian tekadnya.

Halaman:

Editor: Eto Kwuta

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x