Tidak ada komentar segera oleh pasukan keamanan Israel tentang temuan B'Tselem.
Beberapa bulan terakhir telah terjadi peningkatan tajam dalam kekerasan yang dilakukan oleh pemukim di Tepi Barat terhadap warga Palestina, termasuk terhadap petani yang memanen pohon zaitun mereka.
“Jelas ada peningkatan serangan,” ungkap Ghassan Daghlas, yang memantau kekerasan pemukim di Tepi Barat utara.
Pekan lalu, sekelompok pemukim merusak banyak mobil di sebuah kota dekat Ramallah, dan pada bulan September, puluhan pemukim menyerang sebuah desa Badui di Tepi Barat selatan, menyebabkan beberapa orang terluka, termasuk seorang balita Palestina.
Juru bicara B'Tselem Dror Sadot mengatakan kelompok itu tidak menghubungi pasukan keamanan untuk mengomentari laporan tersebut karena "kami mengerti mereka tidak melakukan apa-apa tentang tuduhan kami".
Baca Juga: PBB Menjatuhkan Sanksi kepada 3 Pemberontak Houthi atas Serangan Marib dan Serangan Saudi
Kelompok tersebut menyoroti lima contoh di berbagai bagian Tepi Barat yang melihat para pemukim yang kejam mengambil alih lebih dari 2.800 hektar (6.919 hektar) tanah.
Ini mengutip kasus Ladang Ma'on, yang didirikan secara ilegal di Tepi Barat selatan tetapi bersama dengan sebuah pos terdepan sekarang menguasai sekitar 264 hektar (652 hektar), termasuk jalan dan padang rumput yang digunakan oleh penduduk Palestina di daerah itu.
Gembala Jummah Ribii, 48, dari komunitas Palestina Al-Tuwani, mengatakan kepada B'Tselem bahwa serangan oleh pemukim mendorongnya menjauh dari pertanian yang menghidupi keluarganya.