FLORES TERKINI – Organisasi bantuan internasional dan para ahli mengatakan sanksi pimpinan AS terhadap pemerintah Taliban merugikan rakyat Afghanistan.
Mereka sedang menyerukan pengecualian kemanusiaan eksplisit untuk pengiriman bantuan guna mencegah "malapetaka".
Menyusul pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban pada 15 Agustus, negara yang bergantung pada bantuan itu terputus dari lembaga keuangan internasional, sementara hampir $10 miliar asetnya dibekukan oleh AS hingga memicu krisis perbankan.
Baca Juga: Masalah Kerusakan Lingkungan, Polisi dan Para Demonstran Anti-Pertambangan Serbia Terlibat Bentrok
Jutaan dolar dalam bantuan internasional juga dihentikan karena sanksi. PBB dan badan-badan bantuan lainnya telah mencoba untuk menavigasi sanksi untuk memberikan bantuan.
Dilihat bahwa Afghanistan sangat membutuhkan bantuan, dengan lebih dari setengah dari 38 juta penduduk Afghanistan menghadapi kekurangan pangan yang akan segera terjadi di bulan-bulan musim dingin yang keras.
“Pemerintah AS, dan entitas lain yang memberlakukan sanksi seperti Dewan Keamanan PBB (DK PBB), harus melakukan semua yang mereka bisa untuk memastikan bahwa warga Afghanistan memiliki akses ke bantuan kemanusiaan yang menjadi hak mereka,” kata Eileen McCarthy, Manajer Advokasi di Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) dilansir Aljazeera.
Baca Juga: Organisasi Kesehatan Dunia WHO Tetapkan Jenis Virus Corona Baru yang Terdeteksi di Afrika Selatan
“Mereka harus memastikan sanksi dan tindakan pembatasan lainnya sesuai dengan hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional dan tidak menghalangi kegiatan kemanusiaan yang tidak memihak,” katanya.