“Hanya beberapa kata yang mereka katakan kepada Anda dan itu sudah cukup untuk menahan Anda,” tambahnya sebagaimana dilansir Aljazeera Jumat 28 Januari 2022.
Shaath mengatakan pada awalnya rekan-rekan tahanannya sebagian besar adalah aktivis masyarakat sipil atau pendukung kelompok Islam termasuk Ikhwanul Muslimin.
Baca Juga: Imlek 2022 adalah Tahun Macan, Inilah Ornamen Dekorasi yang Diyakini akan Membawa Keberuntungan
Mohamed Morsi, seorang anggota organisasi itu, memegang kekuasaan dari 2012-13 sebelum dilengserkan oleh militer.
Tetapi selama penahanannya, semakin banyak yang telah ditahan karena alasan yang sewenang-wenang.
Dia mengatakan hingga 32 orang berbagi sel dengan luas hanya 23 meter persegi (250 kaki persegi), di mana satu lubang di tanah dengan pancuran di atasnya berfungsi sebagai fasilitas toilet.
Baca Juga: Banyak Wanita Afghanistan Protes atas Poster yang Diluncurkan Taliban Terkait Burqa atau Hijab
Tahanan tidak menerima proses hukum dan ditempatkan di sel isolasi jika mereka mengeluh, tambahnya, mengatakan salah satu temannya meninggal di salah satu sel hukuman satu meter persegi.
Membusuk di Neraka
“Ada ancaman dan peringatan untuk tidak membuka mulut saya, dan terutama untuk tidak membuka mulut tentang kondisi penjara dan kondisi hukum,” kata Shaath setelah bebas.