Sempat Putus, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia Kembali Berfungsi

- 26 Agustus 2022, 16:51 WIB
Pemandangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia selama konflik Ukraina-Rusia di luar kota Enerhodar yang dikuasai Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina 22 Agustus 2022.
Pemandangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia selama konflik Ukraina-Rusia di luar kota Enerhodar yang dikuasai Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina 22 Agustus 2022. /REUTERS/Alexander Ermochenko

Pasokan listrik terakhir ke pembangkit itu dipulihkan pada hari itu juga, demikian Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang adalah pengawas nuklir PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan.

“Ukraina mengatakan kepada IAEA bahwa ZNPP … setidaknya dua kali kehilangan koneksi ke saluran listrik pada siang hari, tetapi saat ini tersambung kembali,” katanya.

Baca Juga: SINOPSIS IKATAN CINTA HARI INI, Jumat 26 Agustus 2022: Konflik Baru Tersaji, Nino Hanya Bisa Gigit Jari

Pabrik Zaporizhzhia direbut oleh pasukan Rusia pada awal Maret, dalam beberapa minggu setelah Moskow meluncurkan ofensif, tetapi masih dioperasikan oleh staf Ukraina.

Pabrik itu terletak dekat dengan daerah di mana pertempuran sedang berlangsung, dan telah berulang kali mendapat kecaman dalam beberapa pekan terakhir hingga memicu kekhawatiran internasional tentang potensi kecelakaan nuklir.

Ukraina menuduh Moskow menyimpan senjata di pabrik dan melancarkan serangan dari lokasi tersebut.

Baca Juga: Setelah Suaminya Jalani Sidang Etik, Kini Giliran Istrinya: Berikut Jadwal Pemeriksaan Putri Candrawathi

Sementara Rusia menuduh Kyiv menembaki fasilitas yang terletak di Kota Enerhodar secara sembrono.

Perkembangan terjadi beberapa jam setelah kepala IAEA mengatakan bahwa pengawas nuklir PBB “sangat, sangat dekat” untuk dapat mengunjungi pabrik Zaporizhzhia, yang terletak di tenggara Ukraina.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi berharap misi inspeksi IAEA akan dilakukan “dalam beberapa hari” setelah kesepakatan tercapai untuk mendapatkan akses ke situs tersebut, yang menurut PBB harus didemiliterisasi.

Halaman:

Editor: Ade Riberu

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah