Di beberapa tempat, ada keraguan tentang peran yang harus dimainkan oleh Charles. Awal tahun ini, beberapa pemimpin persemakmuran menyatakan kegelisahan mereka pada pertemuan puncak di Kigali, Rwanda, tentang peralihan kepemimpinan dari Elizabeth ke Charles.
Barbados, satu dari selusin negara Karibia yang merupakan anggota persemakmuran, mencopot peran ratu sebagai kepala negara mereka tahun lalu.
Jamaika telah mengisyaratkan akan segera menyusul langkah Barbados, meskipun keduanya tetap menjadi anggota persemakmuran.
Sebuah survei yang dilakukan pada Agustus menunjukkan bahwa 56% orang Jamaika mendukung penghapusan Raja Inggris sebagai kepala negara. Mikael Phillips, seorang anggota oposisi parlemen Jamaika, pada tahun 2020 mengajukan mosi yang mendukung pencopotan itu.
Baca Juga: TERUNGKAP! Ini Alasan Sebenarnya Persap Alor Gagal Ikut ETMC XXXI 2022 di Lembata, Bukan Soal Dana
"Saya berharap seperti yang dikatakan perdana menteri dalam salah satu ekspresinya, bahwa dia akan bergerak lebih cepat ketika ada raja baru," kata Phillips, Kamis, dikutip dari Reuters.
Mantan perdana menteri St. Lucia dan sekarang pemimpin oposisi Allen Chastanet mengatakan bahwa dia mendukung apa yang dia katakan sebagai gerakan "umum" menuju republikanisme di negaranya.
"Saya tentu pada titik ini akan mendukung menjadi republik," katanya.
Aktivis di wilayah itu mengatakan naiknya Charles sebagai Raja Inggris juga merupakan kesempatan untuk melipatgandakan seruan untuk reparasi perbudakan.