Tekan Angka Stunting, Kemenkes RI Beberkan Intervensi Sensitif, Lovely: Stop BAB Sembarangan!

6 Oktober 2023, 08:16 WIB
Ilustrasi stunting. /Freepik/jcomp

FLORES TERKINI – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melalui Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Lovely Daisy, memberikan beberapa pernyataan terkait upaya penurunan angka stunting.

Lovely mengatakan, anak yang sudah telanjur stunting harus tetap terus distimulasi agar otaknya tetap berkembang dengan baik.

"Anak yang sudah stunting tetap kita lakukan tata laksana, intervensi gizi kita sesuaikan dengan status gizinya, kemudian distimulasi perkembangannya," Lovely sebagaimana dilansir dari ANTARA, Jumat, 6 September 2023.

Baca Juga: Gempur Stunting, Pemcam Solor Barat Launching Tiga Inovasi Terbaru, Salah Satunya Juri Gizi

Dia menjelaskan, anak yang telanjur mengalami gangguan pertumbuhan seperti stunting bukan hanya fisiknya yang bermasalah akan tetapi otaknya juga pasti mengalami gangguan sehingga perlu terus distimulasi dan dipantau gizinya.

"Jadi tetap dipantau pertumbuhannya, kemudian gizi tetap diberikan sesuai dengan status gizinya, dan dilakukan stimulasi terhadap perkembangannya," papar Lovely.

Lovely menyampaikan, stimulasi harus tetap dilakukan agar otak anak tetap berkembang, meski tubuhnya sudah telanjur tidak berkembang optimal.

Baca Juga: 4 Cara Mencegah Stunting Sejak Dini, Nomor 2 dan 4 Sangat Penting bagi Para Ibu

Dia menuturkan, Kemenkes terus berupaya meningkatkan intervensi spesifik dengan langsung menyasar keluarga berisiko stunting mulai dari sebelum hamil, saat hamil, sampai kelahiran bayi, balita, hingga imunisasi.

"Ada satu intervensi sensitif (tidak langsung) dari Kemenkes yaitu stop buang air besar sembarangan, tetapi yang lainnya intervensi spesifik,” terang Lovely.

Sebagian intervensi spesifik yang sudah dilakukan sudah mencapai target, sebagian lagi ada yang belum, salah satunya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif.

Baca Juga: UNICEF Soroti Tingginya Angka Kematian Bayi di NTT: Gegara Asfiksia, Pneumonia, Diare, dan Stunting

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, 18,5 persen dari bayi lahir sudah pendek, sehingga intervensi perlu terus dilakukan sebelum bayi lahir.

"Mesti terus diintervensi pada remaja, calon pengantin, ibu hamil harus periksa hamil secara rutin minimal enam kali, minum tablet tambah darah, ibu hamil yang kurang energi kronis diberikan makanan tambahan," ujar Lovely.

Dia menekankan, Kemenkes terus memperkuat intervensi spesifik untuk penanganan stunting. “Kalau ada masalah ditemukan kita tata laksana. Kalau ada ibu hamil kurang energi kronis, kita tata laksana," ucap Lovely.

Dia berujar, ibu hamil ini harus periksa kehamilan minimal enam kali, di mana dua kalinya dengan dokter. "Kalau semua sudah dikerjakan dan semua masyarakat mau hadir fokus untuk stunting, pasti teratasi," tutur Lovely.***

Editor: Max Werang

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler