SOS! Indonesia Darurat Demam Berdarah: Simak Apa yang Perlu Anda Ketahui dan Lakukan di Sini!

31 Maret 2024, 22:45 WIB
SOS! Indonesia Darurat Demam Berdarah: Simak Apa yang Perlu Anda Ketahui dan Lakukan di Sini! /Flores Terkini/Pixabay

FLORESTERKINI.com - Laju kasus demam berdarah (DBD) di Indonesia hingga Maret 2024 telah mengalami peningkatan drastis hampir tiga kali lipat dari jumlah kasus pada periode yang sama tahun sebelumnya, demikian yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Imran Pambudi, pada minggu ke-12 tahun 2024, jumlah kasus mencapai 43.271 dengan 343 jiwa yang meninggal. Ini menandakan peningkatan signifikan dibandingkan dengan jumlah kasus dan kematian pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan ini juga terlihat dalam data bulan Maret, dimana terjadi penambahan jumlah kasus sebesar 4.809 kasus lebih banyak dari laporan sebelumnya. Pada Maret 2023, jumlah kasus yang dilaporkan adalah 17.434 kasus dengan jumlah kematian 144 jiwa.

Baca Juga: Kasus DBD di Sikka Meningkat, Forum Pemuda Kangae Ajak Warga Bersihkan Lingkungan Mulai dari Rumah

Masdalina Pane, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), menyoroti pentingnya mengantisipasi tren peningkatan kasus DBD ini dengan mitigasi yang tepat dari semua pihak terkait.

Menurutnya, peningkatan kasus DBD telah terjadi sejak November 2023 di beberapa wilayah, namun respons terhadap masalah ini belum sepenuhnya memadai, menyebabkan penyebaran virus ini semakin luas dan kasus terus meningkat.

Ia menekankan bahwa meskipun penyakit ini cenderung akan mereda dengan sendirinya ketika siklus reproduksi nyamuk kembali normal, namun hal tersebut tidak berarti situasi saat ini boleh dibiarkan tanpa tindakan yang serius, karena hal itu dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit.

Baca Juga: Wow! Sinetron Alisia Rininta Terpaksa Menikahi Tuan Muda Kembali Tayang: Jadwal ANTV Senin 1 April 2024

Masdalina menggarisbawahi pentingnya indikator pengendalian wabah, yaitu ketika kasus tidak mengalami peningkatan dan penyebarannya tidak meluas. Jika kasus dan kematian terus bertambah, itu menunjukkan kegagalan dalam melakukan pengendalian yang efektif dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar.

Ia juga menyerukan agar pemerintah daerah memberikan perhatian khusus pada kasus DBD di wilayah masing-masing, bahkan di tengah kesibukan persiapan Pilkada.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin telah memastikan bahwa pihaknya telah memfasilitasi kebutuhan penanggulangan DBD dengan menyediakan larvasida dan insektisida.

Baca Juga: Spesifikasi Vivo X Fold 3 Pro: Ponsel Lipat Terbaru yang Membawa Inovasi dan Siap Bersaing di Panggung Global

Larvasida digunakan untuk mematikan jentik-jentik nyamuk, sementara insektisida tersedia untuk proses fogging. Menkes Budi juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya melengkapi upaya pemberantasan DBD dengan menghilangkan sarang nyamuk, setidaknya dengan menguras genangan air.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya respons cepat saat ada warga yang menunjukkan gejala DBD dengan melakukan rapid test atau segera membawa mereka ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Ini merupakan langkah penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini dan melindungi masyarakat dari dampaknya.

Editor: Ancis Ama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler