Kisah Sangguana Kembali Hidup di Konser Suara 1.000 Sasando Labuan Bajo

- 29 September 2022, 08:57 WIB
Konser Suara 1.000 Sasando di Labuan Bajo, Flores, NTT.
Konser Suara 1.000 Sasando di Labuan Bajo, Flores, NTT. /ANTARA/Fransiska Mariana Nuka

“Pemerintah harus lebih peka terhadap budaya yang kita punya biar tidak terjadi pengklaiman di seluruh budaya di provinsi di Indonesia ini,” tandasnya.

Sementara itu menurut Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri, konser tersebut hadir atas prakarsa istri Gubernur NTT, Julie Laiskodat, yang mengumpulkan 1.000 pemain sasando untuk bermain bersama.

“Oleh karenanya, kami catat sebagai pagelaran sasando oleh pemain terbanyak sebagai rekor dunia karena di belahan dunia manapun tidak ada, belum ada bermain sasando dengan 1.000 orang,” ujar Yusuf.

Baca Juga: Takdir Cinta yang Kupilih 29 September 2022: Mampus! Tammy Mati Kutu Diajak Novia Tonton Rekaman CCTV

Dia juga berharap, konser tersebut dapat menginspirasi para seniman NTT, seniman nusantara, juga para perajin sasando, serta semua masyarakat untuk menghormati sasando sebagai budaya lokal Pulau Rote Ndao yang harus senantiasa dilestarikan.

Sangguana dan Lahirnya Sasando

Dikutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Sasando adalah alat musik tradisional yang berasal dari Rote, NTT.

Sasando, yang seharusnya bernama sasandu (bunyi yang dihasilkan dari getar), lahir dari inspirasi penemunya, dari hasil interaksi dengan alam.

Baca Juga: Ikatan Cinta Hari Ini Kamis 29 September 2022: Nyawa Andin Terancam, Agus Rimba Berhasil Masuk ke Kamarnya

Meski demikian, terdapat berbagai versi mengenai sejarah lahirnya alat musik tradisional khas masyarakat NTT ini.

Halaman:

Editor: Ade Riberu

Sumber: presidenri.go.id warisanbudaya.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x