Meski demikian, Melky Angsar belum dapat memastikan rincian korban gigitan hewan tertular rabies, demikian pun kondisi terakhir di Kabupaten TTS. Pihaknya masih menunggu informasi lanjutan dari pemerintah daerah setempat.
“Informasi lanjutan besok ya, soalnya masih koordinasi dengan Pemda setempat dan besok baru ada keterangan resmi dari Bupati TTS,” tambah Melky.
Desa Fenun Diisolasi
Informasi soal munculnya kasus rabies di Pulau Timor tersebut diperkuat oleh kebijakan mengisolasi Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten TTS, yang diduga menjadi awal mula munculnya kasus rabies di Pulau Timor.
“Kita sudah blok desa itu (Desa Fenun, red) sehingga tidak ada lagi hewan (anjing, kera, dan kucing) yang masuk dan keluar,” kata Bupati Egusem Pieter Tahun pada Senin malam.
Ia juga menjelaskan, kasus rabies di desa tersebut muncul pekan lalu, namun baru diketahui sekarang setelah adanya laporan masuk soal hasil uji lab Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali.
Berdasarkan hasil uji lab tersebut, diketahui bahwa sebanyak 10 orang menjadi korban gigitan anjing rabies, di mana 1 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia dan 9 orang belum diketahui informasi lebih lanjut terkait kondisi terakhir mereka.
“Saya. masih menunggu informasi atau laporan dari petugas yang mendata di lapangan,” kata Bupati Egusem Pieter Tahun.
Baca Juga: Rabies ‘Makan’ Korban di Sikka, Dokter Asep Purnama Minta Segera Tingkatkan Cakupan Vaksinasi HPR