Senada, berdasarkan data dan informasi yang dihimpun awak media dari warga penerima manfaat, kambing yang dibagikan oleh pihak BUMDes dan Kepala Desa Bloro tidak sesuai spek dan tidak sesuai harga pada RAB. Ada kurang lebih 23 ekor untuk 23 Kepala Keluarga (KK) penerima manfaat yang sampai sekarang belum terealisasi.
"Kambing ini sangat kecil, tidak sesuai dengan harga yang dalam RAB, berkisar antara harga Rp400 ribu sampai Rp500 ribu. Bahkan, ada kambing yang masih menyusui, sehingga ada sekitar dua ekor kambing yang mati. Dan yang membuat kami heran, kenapa pembagian kambing dilakukan pada malam hari," kata seorang warga berinisial AT.
Kades Bloro Buka Suara
Menanggapi hal itu, Kepala Desa Bloro, Daniel Desa, ketika ditemui awak media menjelaskan bahwa pengadaan kambing-kambing tersebut sudah diserahkannya kepada pihak BUMDes.
Baca Juga: Alokasi NPHD Pilkada Serentak NTT Capai Rp1,1 Triliun, Begini Pesan Penjabat Gubernur!
"Saya sudah serahkan kepada pihak BUMDes yang mengelola terkait dengan program itu, agar menambah Pendapatan Asli Desa (PAD) BUMDes. Jadi kalau soal ini, nanti ketemu saja dengan Direktur BUMDes yang nanti akan menjelaskan," ucapnya.
Lebih lanjut Kades Daniel mengatakan, mengenai harga dan spek kambing yang dipersoalkan itu sebenarnya sudah sesuai prosedur.
"Jadi kambing yang dibagikan itu besar, sehat, harganya juga cocok. Untuk itu, kalau soal kambing saya rasa tidak ada masalah, hanya tinggal menunggu sisa 23 ekor kambing yang akan di-droping pada akhir bulan ini. Dan mengenai dua ekor kambing yang mati, pihak BUMDes akan menggantikan," tandasnya.