Ia menambahkan, keterlambatan pembayaran gaji ini kemungkinan besar hanya karena pemerintah masih sibuk saking banyaknya peserta. "Mungkin pemerintah masih urus, karena terlalu banyak peserta," sambungnya.
Menurutnya, ia tidak mengetahui secara pasti kapan dirinya akan menerima gaji. Hingga kini, dirinya hanya bisa menunggu saja.
Ia pun kemudian bertahan hidup dengan mengandalkan kerja sampingan dengan menjadi pekerja kebun dan menjual hewan.
Terhadap kondisi ini, Lukas Kolo hanya berpasrah sambil mengharapkan agar pemerintah bisa secepatnya membayar haknya.***