Detik-Detik Kunjungan Paus Yohanes Paulus II di Ritapiret, Jejak Sejarah Tak Terlupakan di Tanah Flores

- 29 Juni 2024, 09:05 WIB
Kamar di Seminari Tinggi Santu Petrus Ritapiret, tempat di mana Paus Yohanes Paulus II pernah menginap.
Kamar di Seminari Tinggi Santu Petrus Ritapiret, tempat di mana Paus Yohanes Paulus II pernah menginap. /Irma Roswita/Flores Terkini

FLORES TERKINI – Pada tahun 1989, Paus Yohanes Paulus II, yang kini telah menjadi seorang Santo, mengukir sejarah penting dalam kunjungannya ke Indonesia. Momen bersejarah ini sangat bermakna, terutama bagi penghuni Seminari Tinggi Santu Petrus Ritapiret yang terletak di Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kunjungan tersebut juga bak menggambarkan kedekatan antara Vatikan dan Indonesia, khususnya umat Katolik di Pulau Flores, seolah-olah tidak ada jarak di antara keduanya.

Kedatangan Bersejarah Paus Yohanes Paulus II

Paus Yohanes Paulus II berada di Indonesia selama lima hari dan mengunjungi lima lokasi berbeda: Yogyakarta, Medan, Surabaya, Maumere (Flores), dan Dili (Timor Timur).

Baca Juga: Hari Keempat Pantarlih, KPU Flores Timur Ungguli Capaian Coklit di NTT

Kedatangan beliau sebagai kepala negara Vatikan sekaligus pemimpin tertinggi Gereja Katolik sangat dinanti-nantikan oleh umat Katolik di Indonesia.

Romo Patrik Dharsam Guru, mantan Pembina Frater Seminari Tinggi Ritapiret dan Dosen di IFTK Ledalero, mengisahkan momen-momen penting kunjungan Paus Yohanes Paulus II.

Menurut Romo Patrik, Paus mengunjungi Seminari Tinggi Ledalero untuk audiensi umum dengan para imam dan calon imam di Aula Ledalero, sebelum tempat tersebut rusak akibat gempa pada tahun 1992.

"Saat itu beliau berkunjung ke Indonesia selama lima hari sebagai kepala negara Vatikan sekaligus pimpinan tertinggi agama Katolik," kata Romo Patrik.

Baca Juga: Belasan Pemuda di Flotim Diduga Merudapaksa Seorang Anak di Bawah Umur, Ayah Korban Gercep Laporkan ke Polisi

Seminari Ritapiret: Tempat Persinggahan Paus

Ruang tidur Paus Yohanes Paulus II di Seminari Tinggi Ritapiter, Sikka, NTT.//
Ruang tidur Paus Yohanes Paulus II di Seminari Tinggi Ritapiter, Sikka, NTT.// Irma Roswita/Flores Terkini

Seminari Tinggi Ritapiret dipilih sebagai tempat persinggahan Paus Yohanes Paulus II di Maumere. Seminari ini adalah seminari interdiosesan terbesar yang mempersiapkan calon pemimpin agama Katolik.

Walaupun gempa tahun 1992 melanda Maumere, situs bangunan bersejarah di mana Paus Yohanes Paulus II pernah tinggal tetap aman dan terjaga hingga saat ini.

Baca Juga: Digitalisasi ASDP: 5 Pelabuhan di Nusa Tenggara Timur Mulai Terapkan Tiket Online Mulai Juli 2024

Di seminari ini, pengunjung dapat berziarah dan melihat kamar di mana Paus Yohanes Paulus II dan rombongannya menginap. Kamar tersebut dilengkapi dengan satu tempat tidur busa dan dua meja di sampingnya.

"Di sini terdapat kamar Paus menginap, dan di depannya ada kamar untuk sekretaris pribadinya dan Duta Besar Vatikan saat itu," jelasnya.

Selain itu, terdapat dua reliqui bersejarah berupa bercak darah Paus dan baju (jubah, red) yang dikenakan beliau. Dalam iman Katolik, reliqui ini sangat dihormati sebagai bagian dari diri 'orang kudus' tersebut.

Baca Juga: BRI Blokir 1.049 Rekening Terkait Judi Online, Pemerintah dan OJK Turut Beraksi Basmi Judol!

Mengunjungi Situs Religi Bersejarah

Jubah yang dikenakan Paus Yohanes Paulus II saat berkujung ke Seminari Tinggi Ritapiret, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.//
Jubah yang dikenakan Paus Yohanes Paulus II saat berkujung ke Seminari Tinggi Ritapiret, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.// Irma Roswita/Flores Terkini

Selain kamar Paus, pengunjung juga dapat melihat foto-foto yang menceritakan perjalanan hidup Paus Yohanes Paulus II, terutama kunjungannya ke Maumere pada tahun 1989.

Situs religi tersebut tidak hanya menarik peziarah lokal tetapi juga mancanegara. Setiap minggunya, sekitar 20-an orang datang untuk berziarah, berdoa, dan mendapatkan pengalaman religius yang mendalam.

"Pengunjung dalam setiap minggu rata-rata 20 orang, baik mancanegara, Flores, dan luar Flores. Banyak orang yang datang berdoa dengan intensi khusus di kamar Paus," ucapnya.

Baca Juga: Sertijab Danlanal Maumere, Tongkat Komando Beralih ke Kolonel Marinir Anjas Wicaksono

Romo Patrik menjelaskan, pengelolaan situs ini dilakukan dengan dana dari lembaga pendidikan calon imam Katolik. Selain itu, mereka juga menyiapkan kotak kolekte dan menerima sumbangan variatif dari pengunjung.

Banyak orang yang datang berdoa dalam keheningan, baik secara pribadi maupun kelompok. Beberapa dari mereka bahkan mengalami keajaiban dan pengalaman rohani yang intim.

Akhir kata, Kunjungan Paus Yohanes Paulus II di Seminari Tinggi Ritapiret adalah sebuah peristiwa bersejarah yang tidak akan terlupakan. Jejak sejarah ini terus hidup dan menjadi sumber inspirasi bagi umat Katolik yang datang berziarah.

Paus Yohanes Paulus II telah meninggalkan warisan yang abadi, mempererat hubungan antara Vatikan dan Indonesia, serta memberikan semangat baru bagi para calon pemimpin agama di Seminari Tinggi Ritapiret. Akankah momen itu terulang kembali meskipun tampuk ‘pimpinan’ kini telah berganti?***

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah