Antara Naik Kelas ke DKI 1 atau Jabar 1, Bima Arya Ternyata Lebih Condong ke Jabatan Strategis Ini

22 Februari 2022, 17:20 WIB
Klarifikasi Forum Pimred PRMN bersama Wali Kota Bogor Bima Arya. /Dok. PRMN/

FLORES TERKINI - Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 mendatang, panggung politik Tanah Air telah diwarnai oleh sejumlah nama yang digadang-gadang bakal maju dalam pesta demokrasi empat tahunan itu.

Di samping Ganjar Pranawo, Ridwan Kamil, dan beberapa nama lainnya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto disebut-sebut sebagai salah satu calon potensial.

Mengingat masa kepemimpinannya sebagai Wali Kota Bogor telah memasuki periode kedua, peluang untuk “naik kelas” pun terbuka lebar, baik sebagai Gubernur DKI (DKI 1) atau Gubernur Jawa Barat (Jabar 1).

Baca Juga: Terbaru dari Google Indonesia, Sebanyak 21 Juta Pengguna Internet Baru Selama 2021

Menjawabi kemungkinan menjabati posisi strategis tersebut, Bima Arya mengaku bahwa dirinya telah siap untuk “naik kelas” ke jabatan baru, setidaknya sebagai gubernur.

Menurutnya, kemungkinan itu bisa saja terjadi jika dia masih diberikan kesehatan untuk menjadi seorang pemimpin.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bogor dua periode itu dalam acara yang digelar Forum Pimpinan Redaksi Pikiran Rakyat Media Network (Forum Pimred PRMN) bertajuk: “Setelah Bogor, DKI atau Jabar?”.

Baca Juga: Daftar Zodiak yang Takut Menjadi Tua, Penuaan Diri Menjadi Momok Menakutkan Bagi Mereka: Apakah Anda Termasuk?

"Saya sekarang ‘kan Wali Kota, misal nanti Gubernur atau yang lain, berarti ‘kan 'naik kelas'. Nah tentu, jika saya masih sehat, kalau saya diberikan usia panjang, ya pasti ingin nasik kelas, arahnya ke sana," kata Bima Arya dalam acara yang disiarkan secara langsung melalui Kanal YouTube Pikiran Rakyat, Selasa, 22 Februari 2022.

Meskipun demikian, Bima Arya mengatakan bahwa ada hal penting yang harus dibereskannya sebelum “naik kelas”, yang disebutnya sebagai “PR” (Pekerjaan Rumah).

Artinya, kata Bima Arya, kemungkinan untuk melangkah ke jabatan tingkat yang lebih tinggi dapat dilakukan jika PR-nya sampai tahun 2024 dalam membangun Kota Bogor diselesaikan terlebih dahulu, yang mencakup masalah angkot, penataan pasar, stunting, dan tawuran.

Baca Juga: Terkini Soal Desakan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah Rusia Bergerak di Ukraina Timur

“DKI 1 atau Jabar 1 itu ’kan naik kelas dan memang trennya (kepala daerah) ‘naik kelas’, tapi kalau mau ‘naik kelas’, PR harus diselesaikan dulu ‘kan ya. Kalau PR selesai, ‘naik kelas’-nya pun enak. Kemana pun kita melangkah pijakan kita akan kuat. Tapi kalau PR-nya belum beres kita pun susah didorong dorong untuk naik kelas,” paparnya.

Sementara itu terkait pilihannya untuk menduduki jabatan DKI 1 atau Jabar 1, Bima Arya mengaku siap untuk kemana saja, namun harus disesuaikan juga dengan skenario partainya.

“Kalau partai menugaskan saya ke salah satu titik, atau dipersiapkan untuk posisi-posisi yang lain, sebagai kader, Insya Allah saya akan siap,” ujarnya.

Baca Juga: Fakta Menarik Jelang Laga Liga Champions Leg Pertama Chelsea vs Lille: Performa Les Dogues Untungkan The Blues

Akan tetapi Bima Arya pun secara blak-blakan mengatakan, jika sekiranya dia harus memilih antara DKI 1 atau Jabar 1, dirinya lebih condong ke Jabar 1.

"Condong ke Jabar 1 sih karena saya orang Sunda dan panggilan hati, tapi dari kedekatan, saya ‘kan dekat ke Jakarta. Dua-duanya sama-sama menarik dan menantang. Tinggal salah satu faktor yang kita jadikan catatan, yaitu peta politiknya bagaimana, politisi ‘kan harus begitu,” katanya.***

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler