Mencuat Isu Pemakzulan Jokowi Jelang Pilpres 2024, Aktivis 98: Itu Bukan Kebetulan, Jangan Main-main!

2 November 2023, 06:38 WIB
Koordinator Forum Aktivis 98, Muhammad Ikhyar Velayati. /Dok. Pribadi Ikhyar

FLORES TERKINI – Beredar isu pemakzulan Presiden Joko Widodo alias Jokowi menjelang Pilpres 2024. Menurut Koordinator Forum Aktivis 98, Muhammad Ikhyar Velayati, isu tersebut bukanlah suatu kebetulan tetapi disengajakan untuk tujuan tertentu.

"Isu pemakzulan Jokowi yang muncul dalam pembicaraan antara Eep Saefullah Fatah dengan mantan Ketua KPK Abraham Samad dalam channel YouTube SPEAK UP milik Abraham Samad, menurut saya bukan kebetulan,” kata Ikhyar dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 1 November 2023.

Ia menduga, isu tersebut sengaja ‘ditiupkan’ untuk memprovokasi rakyat agar tidak percaya dengan pemerintah Jokowi.

Baca Juga: Besok, Presiden Jokowi Dikabarkan Kunjungi NTT, Ada Apa?

“Targetnya mungkin menggagalkan pemilu dan Pilpres 2024 serta mencoba mengambil alih kekuasaan dengan cara yang tidak demokratis," ujarnya.

Lebih lanjut Ikhyar menjelaskan, isu tentang pemakzulan Jokowi muncul dalam pembicaraan antara pengamat dan konsultan politik Eep Saefullah Fatah bersama eks Ketua KPK Abraham Samad di kanal YouTube SPEAK UP pada Kamis, 26 Oktober 2023.

Saat itu, kata dia, Abraham Samad menyampaikan bahwa ada seorang pakar tata hukum negara yang menyebut alasan hukum sudah terpenuhi untuk memakzulkan Jokowi.

Baca Juga: Satu per Satu Kader Nasdem ‘Gugur' dari Menteri di Kabinet Jokowi, Ini Kata Surya Paloh

"Itu menjadi early warning, seperti dikatakan akan ada (kemungkinan) pemakzulan. Itu sebuah peringatan, jangan dianggap remeh," ujarnya.

Kemudian, pengamat dan konsultan politik Eep Saefullah Fatah mengatakan bahwa saat ini Presiden Jokowi tengah dalam ancaman pemakzulan yang terpicu oleh empat faktor.

Salah satunya akibat dampak putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memberi karpet merah bagi Gibran Rakabuming Raka untuk berlaga di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Baca Juga: Hadapi Tahun Politik, Pesan Jokowi ke TNI: Jaga Betul Kondisi Damai, Padamkan Percikan Sekecil Apapun!

“Indonesia yang akan karam itu. Saya adalah penumpangnya. Saya bukan penonton di pantai yang akan menonton Indonesia tenggelam,” katanya.

Isu ini kemudian bergulir dan mendapat tanggapan dari berbagai tokoh, salah satunya adalah elit PDIP Pandapotan Maruli Asi Nababan. Ia mengatakan, pemakzulan Jokowi merupakan puncak kekecewaan publik atas politik dinasti yang ditudingkan kepadanya.

"Kondisi Ibu Mega sekarang tengah dalam keprihatinan," ujarnya.

Menurut Ikhyar, pola kampanye negatif dari oposisi yang menuduh kekuasaan tidak netral merupakan lagu lama yang diputar berulang-ulang menjelang pilpres.

Baca Juga: Usai SBY Bertemu Jokowi, Demokrat Akui Belum Ada Arahan Khusus

"Munculnya strategi dan isu pemakzulan Jokowi merupakan bentuk dari kepanikan elit politik yang takut calonnya akan kalah telak jika kontestasi berlangsung normal dan fair. Model kampanye seperti ini (adalah) lagu lama yang selalu diputar berulang-ulang menjelang pemilu dan pilpres," jelas Ikhyar.

Ikhyar menilai, isu yang dilontarkan elit politik terkait pemakzulan Jokowi itu sangat berbahaya bagi masa depan demokrasi dan keberadaan NKRI.

"Jangan main-main, isu ini sangat berbahaya bagi masa depan demokrasi dan eksistensi NKRI ke depan. Jika rakyat terprovokasi, bisa muncul anarkisme dan perang saudara. Saya berharap elit politik jangan pragmatis hanya untuk menang, tapi rela mengorbankan persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkas Ikhyar.***

Editor: Max Werang

Tags

Terkini

Terpopuler