Kepala BMKG Sebut Setelah 7 April Cuaca di NTT Semakin Membaik, Namun Gelombang Laut Masih Tinggi

- 7 April 2021, 14:48 WIB
Petugas Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mengamati pergerakan Siklon Tropis Seroja melalui citra satelit Himawari di Stasiun Klimatologi BMKG Karangploso, Malang, Jawa Timur, Selasa, 6 April 2021.
Petugas Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mengamati pergerakan Siklon Tropis Seroja melalui citra satelit Himawari di Stasiun Klimatologi BMKG Karangploso, Malang, Jawa Timur, Selasa, 6 April 2021. /ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO

FLORES TERKINI - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa cuaca ekstrem yang tengah melanda beberapa wilayah di Indonesia terutama di NTT yang mengakibatkan terjadinya banjir bandang dan longsor diprediksi akan membaik.

Hal ini tak lepas dari Siklon Tropis Seroja yang terpantau akan bergerak menjauhi wilayah Indonesia.

Kepala BMKG memprakirakan bahwa cuaca ekstrem yang akan membaik tersebut terjadi setelah tanggal 7 April 2021.

Baca Juga: Jenazah Mantan Bupati Manggarai akan Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

"Kita lihat prakiraan cuaca untuk tujuh hari ke depan, jadi diprediksi setelah tanggal 7 yaitu tanggal 8-9 April itu kondisinya sudah semakin membaik karena siklonnya semakin jauh," terangnya dalam keterangan pers usai mengikuti Rapat Terbatas Penanganan Bencana di Provinsi NTT dan NTB yang dilakukan secara virtual pada Selasa 6 April 2021 kemarin.

Berdasarkan keterangan Kepala BMKG mengenai tracking perkembangan Siklon Tropis Seroja, prediksi 48 jam, tanggal 7 April 2021 pukul 19.00 WIB, posisi 14,8LS, 115,2BT, arah gerak: bergerak menjauhi wilayah Indonesia, dan kecepatan angin maksimum 70 knots (130 km/jam).

Meski demikian, Kepala BMKG ini mengingatkan agar tetap waspada terhadap gelombang laut. Sebab menurutnya, meskipun cuaca diprakirakan akan terus membaik, namun gelombang laut masih akan terus tinggi.

Baca Juga: Tertimbun Material Longsor, Akses Jalan Ruteng-Reo Lumpuh Total

"Jadi harus diwaspadai juga di lautan, meskipun daratannya nanti sudah semakin tenang tapi lautannya gelombangnya masih semakin tinggi," ujarnya.

Dalam keterangan persnya ini, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan juga bahwa Siklon Tropis Seroja telah terdektesi sejak tanggal 2 April 2021 yang lalu dan disebarluaskan ke berbagai pihak termasuk ke pemerintah daerah calon lokasi terdampak.

"Siklon Tropis Seroja ini yang telah terdeteksi sejak tanggal 2 April, segera disebarluaskan ke berbagai pihak, juga ke pemerintah daerah di calon lokasi terdampak, oleh BMKG, stasiun-stasiun BMKG, di wilayah terdampak," kata Kepala BMKG.

Baca Juga: Ketahui 4 Zodiak Ini Ternyata Materialistis Hingga Candu dengan Barang Mewah, Sagitarius Paling Unik

Sebelumnya, BMKG memperingatkan adanya Siklon Tropis Seroja yang terpantau berada di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut BMKG, Siklon Tropis Seroja ini bergerak dengan kecepatan 6 km/jam atau kecepatan 3 knots ke arah Barat Laut dan akan menguat dalam 24 jam ke depan.

Dampak dari Siklon Tropis Seroja ini ialah terjadinya hujan lebat dan gelombang laut tinggi di beberapa wilayah di Indonesia, terutama di NTT.

Baca Juga: Gelar Acara Pernikahan Hingga Miliayaran Rupiah, Inilah 3 Sumber Kekayaan Atta Halilintar

Sementara mengenai penanganan pasca insiden bencana banjir bandang dan longsor di NTT dan NTB, BNPB dan Pemerintah Pusat serta Pemerintahan Daerah setempat telah melakukan sejumlah aksi untuk melakukan penanganan secara cepat dan tepat.

Begitupun Presiden Jokowi juga telah menyampaikan 5 arahan pentingnya terkait penanganan bencana di NTT dan NTB, yakni:

  1. Percepatan proses evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban bencana;
  2. Pastikan kehadiran pelayanan kesehatan dan pertolongan medis bagi korban bencana;
  3. Segera tangani dan penuhi kebutuhan para pengungsi, seperti logistik, sanitasi, dll;
  4. Percepat perbaikan infrastruktur yang rusak;
  5. Antisipasi potensi bencana akibat cuaca sangat ekstrem yang terjadi di berbagai kawasan di Indonesia. Gencarkan peringatan mengenai cuaca ekstrem untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap risiko bencana.***

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x