Setia Budhi berpandangan bahwa dalam politik segala sesuatu bisa saja terjadi. Hal ini memang tak lepas dari karakter politik itu sendiri yang bersifat cair dan mengikuti konstelasi yang berkembang.
"Saya kira namanya politik bisa saja Prabowo disandingkan dengan Puan pada Pilpres 2024," katanya.
Dalam analisis politiknya ini, Setia Budhi melihat bahwa peluang trah Soekarno dan Puan Maharani jika dipaksakan maju dalam Pilpres 2024 yang akan datang, maka secara politik hal tersebut belum tentu akan berhasil menang. Pasalnya, rating atau popularitas Puan Maharani masih rendah bahkan di bawah Ganjar Pranowo.
Jika ditilik berdasarkan hasil survei Polmatrix maka skenario politik Prabowo-Puan diduetkan sebagai pasangan Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024 nanti sebagaimana apa yang menjadi analisis Setia Budhi tersebut memang berpotensi terjadi.
Survei Polmatrix yang dirilis sekitar awal bulan April 2021 tersebut menunjukkan bahwa Pasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani mengungguli pasangan-pasangan lainnya. Perolehan angka keduanya sebesar 19,2%. Ini merupakan yang terbanyak dari tujuh pasangan lainnya yang disurvei Polmatrix.
Konstelasi politik nasional memang bergerak dinamis. Pertarungan Pilpres 2024 nanti akan menjadi momentum penting yang bakal menjadi referensi bagi arah komunikasi politik yang bakal dibangun partai-partai politik. Apa saja bisa terjadi dalam politik tergantung bagaimana kalkulasi yang sudah dianalisis.***