DBD di Tasikmalaya Renggut Jiwa 16 Orang

- 28 Juni 2020, 22:01 WIB
 Nyamuk Aides Agipty
Nyamuk Aides Agipty /Doc Kemenkes

WARNAMEDIABALI - Fokus pemerintah dalam penanganan Covid-19, rupa-rupanya telah membuat kita terlena dengan ancaman wabah yang lebih membahayakan yaitu Demam Berdarah Dengeu (DBD).

Dikutip dari rri.go.id, Minggu (28/6/2020), di Kota Tasikmalaya sejak bulan Januari - Juni 2020, telah terjadi kasus DBD sebanyak 689 kasus.

Dalam keterangannya, Uus Supangat selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Tasikmalaya menyampaikan bahwa dari 689 kasus DBD tersebut, ada 16 orang yang meninggal dunia. Kasus DBD di Kota Tasikmalaya pada tahun 2020 juga lebih tinggi jika dibanding tahun 2019.

Baca Juga: Terbongkarnya Penjualan Remaja di Koja Jakarta Utara

Walaupun jumlah kasus DBD masih terus mengalami peningkatan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya belum menetapkan statusnya menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Pemkot juga terus berupaya melakukan berbagai langkah untuk menekan penyebaran DBD.

Baca Juga: Polres Bangli dan Polsek Kintamani Kembali Turunkan Personil ke Tempat Obyek Wisata

"Ada beberapa variabel yang harus dipenuhi untuk menetapkan sebagai KLB. Kami juga telah melakukan berbagai langkah pendekatan kepada masyarakat untuk membangun kesadaran menjaga pola hidup bersih, memberantas sarang nyamuk dan melakukan pendekatan epidemologi ", kata Uus.

Baca Juga: Perawat di Keroyok Keluarga Pasien Covid-19 yang Meninggal Dunia

Sementara itu dilansir dari kemenkes.go.id, Senin (22/6/2020), Siti Nadia Tarmizi sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI, mengatakan bahwa jumlah kasus DBD di Indonesia hingga bulan Juni 2020, tercatat ada 68 ribu kasus. Dimana kematian akibat dari penyakit DBD mencapai 346 jiwa. Kasus kematian akibat DBD tertinggi adalah di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. (**).

Editor: Bayu Ardiansyah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah