Sekilas Sejarah Tarian Adat Lepa Bura di Sulengwaseng, Ternyata Ini Asal Mula Kisahnya

- 23 April 2022, 16:42 WIB
Gadi-gadis penari tarian adat Lepa Bura.
Gadi-gadis penari tarian adat Lepa Bura. /Max Werang/Max Werang/FLORES TERKINI

"Pada masa lampau nenek moyang etnis Soge Lakarowe, Kewa Kalamidi (Suku Krowin) yang bernama Raya Mai Nau, Tuan Mau Koli, melakukan pelayaran dari Sika Paga Maga-Lado Wolo Koli (Maumere) bersama keluarganya meninggalkan tanah kelahirannya karena lingkungan sebagai tempat kelahiran mereka tidak lagi bersahabat," ujar Siprianus Wokal dengan penuh semangat membara.

Siprianus Dowa Wokal, Tokoh Masyarakat Desa Sulengwaseng, Solor Selatan.
Siprianus Dowa Wokal, Tokoh Masyarakat Desa Sulengwaseng, Solor Selatan. Max Werang/FLORES TERKINI

Lebih lanjut dikisahkannya, di wilayah mereka terjadi perang saudara yang mengakibatkan perpecahan di antara mereka.

Oleh karena peristiwa itu, mereka mengambil keputusan untuk meninggalkan tanah kelahiran mereka dengan melakukan perjalanan yang panjang melalui laut dengan berlayar untuk mencari jejak saudara sulung mereka yang telah mendahuluinya meninggalkan tanah kelahiran mereka, yakni etnis Soge Buko Pu'an-Bayo Belo Ele (Suku Melur).

Baca Juga: Rossa Kembalikan Uang Jutaan Rupiah, Pemberian dari DNA Pro sebagai Honor Manggung di Bali

Dalam pelayarannya, mereka menyempatkan diri singgah di sebuah kampung yang bernama Lewo Maku Lama Ole, Tanah Ole Doro Doan (Desa Lewotana Ole, sekarang).

Namun mereka tidak menetap di sana. Perjalanan pelayaran mereka diteruskan kembali dan akhirnya mereka berlabuh di sebuah pantai yang bernama A'i mula wato-nama hadi kayo.

Selanjutnya mereka diterima oleh Raya Deo Ine Ama, Tua Wason Wayon Nama, dari suku Melu Tanah Tawa, Muki  Ekan Gere, Melu Ile Jadi- Muki Woka Dewa, Kepitan Ile, sebagai orang tempatan yang mendiami Lewo Waseng Lama Duran Tanah Teta Lela Kirin (Desa Sulengwaseng saat ini).

Baca Juga: TERBARU! Sinopsis Buku Harian Seorang Istri Sabtu 23 April 2022: Dewa dan Lia Hilang Kontak, Apa yang Terjadi?

Siprianus Wokal kembali mengisahkan bahwa saudara sulung mereka juga diterima oleh etnis yang sama dan di tempat yang sama pula. 

Halaman:

Editor: Max Werang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah