FLORES TERKINI - Berikut ini adalah Renungan Harian Katolik yang dibagikan untuk persiapan menyambut Pekan VI Paskah, Selasa 24 Mei 2022.
Dalam hari-hari ke depan ini merupakan Pekan VI Paskah. Sementara pada Selasa 24 Mei 2022 besok, seluruh Gereja Katolik juga memperingati para Martir Korea St Agatha Kim A-gi, St Agatha Yi So-Sa, dan St Agustinus Yi Kwang-Hon.
Selain itu Gereja Katolik juga memperingati St Anna Pak A-gi, St Damianus Nam Myong-hyok, St Lusia Pak Hui-sun, St Magdalena Kim Ob-i, St Petrus Kwon Tug-in; St Vinsensius dr Lèrins, St David I dr Scotlandia.
Untuk menjalani Pekan VI Paskah ini, Gereja menyiapkan tiga bacaan Kitab Suci, yakni Bacaan I dari Kisah Para Rasul 16:22-34, Mazmur Tanggapan Mzm 138:1-2a.2b-3.7c-8, dan Injil Yohanes 16:5-11..
Menilik pada bacaan pertama, Renungan Harian Katolik yang dibagikan di sini diberi judul: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat supaya aku selamat?" (Hunc voluit Paulus Thimoteum secum proficisci), yang merupakan kutipan dari Kisah Para Rasul 16:30.
Ternyata semua pintu penjara itu sudah terbuka. Itulah mujizat yang terjadi atas diri Paulus dan Silas. Belenggu-belenggu pun terlepas.
Baca Juga: Hasil Sidang Lanjutan Kasus Astri dan Lael, Ini Putusan Hakim Terhadap Terdakwa Randy Badjideh
Namun, kisah itu sungguh mencemaskan hati kepala penjara. Ia merasa gagal dalam tugas! Sebab itu ia berniat hunuskan pedang untuk satu tindakan nekad: Bunuh diri.
Namun Paulus tak ingin nasib buruk harus menimpah kepala penjara itu. "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semua masih ada di sini" (Kis 16:28).
Iya, Paulus dan Silas tetap berada dalam penjara. Dan kisah tragis atas diri kepala penjara pun terhindari.
Hidup sebagai murid Yesus berarti siap menerima risiko. Itulah yang dialami Paulus dan Silas di kota Filipi. Pakaian mereka dikoyakkan.
"Setelah disiksa berkali-kali, mereka dijerumuskan ke dalam penjara..." (Kis 16:28). Tetapi apakah mujizat Tuhan segera diterima sebagai kebebasan?
Ada kisah mulia lainnya yang mesti terjadi. Lebih dari sekedar segera terluputkan dari penjara.
Baca Juga: Massa di Kabupaten Dogiyai, Papua Bakar Rumah Warga, Dua Prajurit TNI Terkena Panah
Paulus dan Silas terpanggil untuk menjawabi pertanyaan si kepala penjara, "Tuan-tuan, apa yang harus aku perbuat supaya aku selamat?"
Dan di kesempatan itulah "Paulus dan Silas memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di dalam rumahnya" (Kis 16:32).
Sepertinya, mujizat terbukanya pintu-pintu penjara itu adalah mujizat nyata bagi kepala penjara dan seisi rumahnya. Bukan terutama bagi Paulus dan Silas.
Dan itulah yang telah terjadi. Sebab pada akhirnya "kepala penjara membawa Paulus dan Silas untuk membasuh bilur-bilur mereka." Tetapi yang terutama bahwa kepala penjara dan seluruh keluarganya memberi diri dibaptis.
Ada banyak anugerah, karunia, juga banyak tanda heran atau mujizat yang terjadi dalam hidup kita.
Tetapi, apakah mujizat itu juga berdampak baik bagi sesama? Apakah harus hanya kita sendiri saja yang alami tanda heran untuk mengucilkan orang lain?
Jangan lagi berdoa dan nyanyikan lagu-lagu pujian demi mujizat hanya bagi diri sendiri. Dan mesti terjadi hal-hal buruk bagi yang tak berkenan di hati. Tidak pernah boleh (lagi).
Paulus dan Silas 'berdoa dan menyanyikan pujian-pujian dalam penjara.' Dan mujizat itu terjadi bagi semuanya. Iya, bagi segalanya.
Maka, mari sungguh mencermati pertanyaan sesama. Yang terucap, pun yang tak terucap: "Apakah yang harus kami perbuat supaya kami selamat?"
Di situlah kita membawa mereka semua kepada Kasih, Kebenaran dan Sukacita dalam Tuhan.
Verbo Dei Amorem Spiranti. Tuhan memberkati. Amin. Alleluia.***
Disclaimer: Renungan Harian Katolik ini dikirim oleh Pater Yustinus Genohon Tukan, SVD, dan dibagikan di sini dengan maksud evangelisasi di media sosial.