Riwayat Hidup Pater George Kirchberger, Ditulis Sendiri oleh Almarhum sebelum Meninggal Dunia

- 7 Juni 2023, 07:43 WIB
Pater Dr. George Kirchberger SVD saat mengikuti Kongres XVI IKAPI pada 13-15 September 2006 di The Sultan Hotel, Jakarta.
Pater Dr. George Kirchberger SVD saat mengikuti Kongres XVI IKAPI pada 13-15 September 2006 di The Sultan Hotel, Jakarta. /Dok. Seminari Tinggi Ledalero

Masa kecil saya berlangsung di sebuah desa kecil, Kastl dekat Kemnath di bagian utara Oberpfalz, tidak jauh dari Tirschenreuth. Ayah saya adalah seorang masinis dan bekerja di sebuah pabrik yang berjarak sekitar 3 kilometer dari desa kami. Kami juga memiliki sebuah perkebunan kecil, yang harus dijaga oleh ibu dan kami anak-anaknya. Ayah saya selalu dapat mengambil cuti sehari ketika ada pekerjaan penting yang harus dilakukan di ladang. Salah satu saudara perempuan ibu saya juga banyak membantu kami. Itu adalah tahun-tahun setelah perang dan kehidupan kami sebagai anak-anak sangat diwarnai oleh kerja keras tanpa lelah.

Saya bergabung dengan SVD secara kebetulan. Pada tahun 1957, saya bertemu dengan seorang teman sekolah saya, tapi dia satu kelas di atas saya, di dekat tugu peringatan perang, di pusat desa kami. Kami mengobrol dan dia mengatakan kepada saya bahwa pada tahun ajaran berikutnya dia akan masuk ke sekolah menengah atas (Gymnasium) di Tirschenreuth. Secara spontan saya berkata, tahun depan saya akan ikut bersamanya ke sana. Saya tidak tahu lagi apa yang mendorong saya untuk mengatakan dan melakukan itu.

Pater Dr. George Kirchberger SVD saat menjadi pembicara pada Kongres XVI IKAPI pada 13-15 September 2006 di The Sultan Hotel, Jakarta.
Pater Dr. George Kirchberger SVD saat menjadi pembicara pada Kongres XVI IKAPI pada 13-15 September 2006 di The Sultan Hotel, Jakarta. Dok. Seminari Tinggi Ledalero

Sebenarnya Tirschenreuth pada saat itu sulit dijangkau dari desa kami. Itu sebabnya orang tua saya mengatakan bahwa jika saya ingin bersekolah di Gymnasium, maka saya harus pergi ke Weiden, karena akses kesana sangat mudah, hanya setengah jam dengan kereta api. Tetapi saya tetap pada pendirian saya.

Baca Juga: Gusti Iri: Romo Cerdas dan Pemerhati Orang Kecil

Kemudian ketika saya berada di biara St. Petrus, Tirschenreuth, saya baru sadar kalau saya berada di sebuah seminari kecil milik Serikat Misionaris dari Steyl. Tentu saja, kami dibuat sedikit akrab dengan biara SVD. Para misionaris yang sedang cuti, sering mampir ke seminari ini dan bercerita tentang pekerjaan mereka.

Saya juga ingat kelompok tari dari Pater Proksch, yang tinggal di seminari selama beberapa hari setelah (atau sebelum?) mereka menari di Kongres Ekaristi di München pada tahun 1960. Saya juga ingat Uskup Paul Sani dari Denpasar, Bali, dengan sangat baik; saya sangat terkejut bahwa ada uskup sekecil itu. Jadi perlahan-lahan saya sampai pada kesimpulan bahwa “profesi” misionaris mungkin cocok untuk saya, dan setelah lulus ujian akhir sekolah (Abitur) di Ingolstadt, saya mendaftar ke novisiat SVD bersama dengan teman sekelas saya, Martin Weichs.

Di St. Gabriel, Wien, kami beruntung, karena kami berada dalam ruang lingkup rumah formasi yang baik. Pater Alfred Much adalah pembimbing novis dan Bernhard Dessibourg adalah sosiusnya. Pater Dessi, demikian kami memanggilnya, masih muda dan memiliki banyak ide dan rencana-rencana yang menarik bagi kami.

Baca Juga: Pater Otto Gusti SVD: STFK Ledalero adalah Panti Pendidikan Calon Awam Katolik

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x