Riwayat Hidup Pater George Kirchberger, Ditulis Sendiri oleh Almarhum sebelum Meninggal Dunia

- 7 Juni 2023, 07:43 WIB
Pater Dr. George Kirchberger SVD saat mengikuti Kongres XVI IKAPI pada 13-15 September 2006 di The Sultan Hotel, Jakarta.
Pater Dr. George Kirchberger SVD saat mengikuti Kongres XVI IKAPI pada 13-15 September 2006 di The Sultan Hotel, Jakarta. /Dok. Seminari Tinggi Ledalero

Saat itu adalah masa perubahan setelah Konsili (Vatikan II) dan kami para novis muda, bersama para saudara berkaul kekal, punya keinginan besar untuk memformat ulang dan mengevaluasi banyak hal sesuai dengan ide dan pandangan kami. Pater Dessi dan Pater Piskaty, Prefek Skolastik, sangat terbuka terhadap gagasan kami dan melakukan banyak hal bersama kami. Pater Much, secara emosional dalam banyak hal tidak sejalan dengan kami, tetapi dia adalah seorang yang sangat cerdas dan berwibawa. Dia menyadari bahwa harus ada perubahan dan penyesuaian dalam kualitas akademis. Dia memiliki otoritas yang besar di antara para Pastor dan Bruder yang lebih tua darinya dan dia membela apa yang kami lakukan dengan para pembina dan dosen muda. Itu adalah konstelasi yang sangat menguntungkan bagi kami.

Di St. Gabriel kami tidak pernah menghabiskan banyak energi untuk pergulatan dan perselisihan internal yang tidak perlu. Di satu sisi, pergulatan dunia akademis membuat kami sungguh bergairah. Kami memiliki profesor tamu yang baik, yang benar-benar memperkaya kami. Saya ingat terutama Heinrich (?) Rennings von Trier, Profesor Goldbrunner, seorang psikoterapis dari Swiss yang mempraktikkan psikoterapi percakapan Rogers, juga Michael Zulehner, dan yang paling penting adalah Georg Braulich.

Kami sangat diuntungkan oleh fakta bahwa St. Gabriel sendiri tidak memiliki cukup profesor dan karena itu harus mengundang profesor tamu. Tetapi kami juga memiliki orang-orang yang baik di antara para profesor kami sendiri.

Baca Juga: Kronologi Lakalantas yang Menyebabkan Romo Gusty Iri Meninggal Dunia, Rencana Studi S2 Hukum Pupus

Saya selalu mengagumi Josef Salmen. Dia memiliki banyak pengetahuan. Dia selalu benar-benar berusaha untuk memberikan sebagian dari pengetahuan itu kepada kami dan, di atas segalanya, dia memiliki karunia untuk benar-benar memberi hati bagi para mahasiswa ketika dia membimbing diploma atau tesis mereka. Beliau tidak mengkritik kekurangan dan tidak menghilangkan keberanian mahasiswa, tetapi beliau mampu menemukan butiran emas di antara sampah-sampah buliran pikiran mereka dan selanjutnya memberi jalan keluar terbaik untuk mengembangkan pendekatan yang mereka pilih.

Klemens Thoma adalah seorang guru yang berbakat dan ia mampu menarik minat kami pada Perjanjian Lama. Seminar-seminarnya selalu menjadi topik pembicaraan di luar ruang kuliah, sehingga semua orang mengetahui apa yang sedang dibahas dalam ruangan kuliahnya.

Narasumber penting lainnya bagi kami adalah Ludwig Hauser, Jakob Mitterhöfer, Gerd Birk, Johannes Riedel, dan masih banyak lagi. Saya juga tidak ingin melewatkan malam-malam di Brettelbar, ketika kami pergi minum bir hingga larut malam. Para profesor yang lebih muda juga sering hadir dan ada diskusi-diskusi menarik, di mana kami mungkin belajar lebih banyak daripada yang kami dapat di bangku kuliah.

Baca Juga: Gedung Baru IFTK Ledalero Senilai Rp25 Miliar Diresmikan, Rektor Otto Gusti SVD: Ilmu Duniawi Ada di Sini

Dan karena itu kami selalu tertarik dengan karya misi dan masa depan kami sendiri. Sebagian besar dari kami segera mengetahui ladang misi mana yang ingin kami masuki. Kuliah-kuliah praktis tentang misiologi oleh Pater Piskaty dan informasi serta berbagai kegiatan badan-badan misi Katolik Austria, yang diberikan oleh Pater Mitterhöfer, membuat kami memiliki kontak yang hidup dengan dunia misi dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang pergolakan dalam pemahaman misi.

Halaman:

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x