Dengan tindakan-Nya yang keras itu, Yesus mau membersihkan kenisah sebagai ‘ruang doa’ umat, tetapi lebih lagi Ia mau membersihkan ‘ruang batin’ manusia dari keserakahan dan kejahatan yang terjadi, justru juga di lingkup kenisah.
Lantas, untuk mempertanggungjawabkan kewenangan-Nya, Yesus berkata: “Rombaklah Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali… Yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah Tubuh-Nya sendiri”.
Kelak, Rasul Paulus menegaskan: “Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? ... Sebab Bait Allah adalah kudus dan Bait Allah itu kamu” (1Kor 3:16-17).
Dengan ini kita diberi tahu, bahwa ‘Rumah Allah’ yang sejati tidak dibangun dari batu dan semen, melainkan dari umat beriman yang dihimpun di sekeliling Yesus.
Maka ungkapan: “Cinta akan rumah-Mu menghanguskan Aku” mempunyai arti rohani yang lebih dalam, yaitu “Cinta akan umat-Mu menghanguskan Aku”.
Karena itulah Yesus rela mengurbankan nyawa-Nya di salib untuk menguduskan dan menyelamatkan kita orang yang berdosa ini. Salib Yesus adalah jalan keselamatan kita.
Doa
Tuhan Mahapenyayang, oleh kurban Salib Kristus baruilah hati kami menjadi Bait Allah yang disucikan untuk-Mu. Dan semoga kami setia mengikuti Juru Selamat tersalib yang telah merintis jalan dan mengurbankan nyawa bagi kami. Amin.***
Disclaimer: Renungan Katolik ini sejatinya disusun dan dibawakan oleh Pater Leo Kleden SVD, kemudian dibagikan lagi di sini dengan perubahan seperlunya, dengan maksud dan tujuan evangelisasi di media sosial.