Harga Minyak Merosot 13 Persen, Joe Biden Umumkan Penjualan hingga 1 Juta Per Barel Selama 6 Bulan

4 April 2022, 09:57 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. /REUTERS

FLORES TERKINI - Harga minyak saat ini merosot hingga 13 persen sehingga dapat memperpanjang kerugiannya pada Senin 4 April 2022.

Hal ini dikarenakan investor mengamati pelepasan pasokan dari cadangan strategis dari negara-negara konsumen.

Sementara gencatan senjata di Yaman dapat meredakan kekhawatiran gangguan pasokan di Timur Tengah.

Baca Juga: Kemenag Larang Pejabat dan ASN Buka Puasa Bersama, Salat di Masjid dan Lapangan Terbuka Diizinkan

Saat ini harga minyak mentah berjangka Brent turun 79 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 103,60 dolar AS per barel pada pukul 00.37 GMT.

Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di 98,45 dolar AS per barel, turun 82 sen atau 0,8 persen. Kedua kontrak tergelincir 1 dolar AS ketika pasar dibuka pada Senin.

PBB telah menengahi gencatan senjata dua bulan antara koalisi yang dipimpin Saudi dan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran untuk pertama kalinya dalam konflik tujuh tahun.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming Trans TV 4 April 2022, Nonton Transporter 3 dan The Hitmans Bodyguard

Fasilitas minyak Saudi telah diserang oleh Houthi selama konflik, menambah gangguan pasokan dari Rusia.

"Ini adalah ancaman terhadap pasokan, dan gencatan senjata akan mengurangi ancaman itu terhadap pasokan," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group dikutip dari ANTARA, Senin 4 April 2022.

Produksi kondensat minyak dan gas di eksportir No. 2 dunia itu turun menjadi 11,01 juta barel per hari (bph) pada Maret, dari rata-rata produksi 11,08 juta barel per hari pada Februari, kata sumber industri seperti dilansir ANTARA.

Baca Juga: Korea Open 2022 Siap Digelar, Indonesia Tanpa Tunggal Putri dan Kevin-Markus, Ini Hasil Undiannya

Penyulingan dan ekspor minyak Rusia telah terkena sanksi Barat dan keengganan pembeli menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Perkiraan kehilangan pasokan minyak Rusia berkisar antara 1 juta hingga 3 juta barel per hari.

Harga minyak merosot sekitar 13 persen minggu lalu setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa hingga 1 juta barel per hari minyak akan dijual dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS selama enam bulan mulai Mei.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming tvOne 4 April 2022, Saksikan Khazanah Islam dan Menyingkap Tabir

Biden mengatakan rilis tersebut, yang ketiga dalam enam bulan terakhir, akan berfungsi sebagai jembatan sampai produsen dalam negeri dapat meningkatkan produksi dan mengembalikan keseimbangan pasokan dengan permintaan.

Departemen Energi AS secara resmi menguraikan penjualan minyak dari cadangan darurat, sementara anggota Badan Energi Internasional juga setuju untuk melepaskan lebih banyak minyak pada Jumat 1 April 2022.

"Upaya bersama AS dan sekutunya untuk sementara dapat menyeimbangkan kekurangan pasokan pada 2022, tetapi itu mungkin bukan solusi jangka panjang," kata Tina Teng, seorang analis pasar di CMC Markets APAC & Canada dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Setahun Tahun Badai Seroja di Adonara, 300 Rumah Huntap Hampir 100 Persen Rampung

Meskipun ada seruan dari Biden agar perusahaan-perusahaan energi AS meningkatkan produksi, pertumbuhan jumlah rig tetap lambat karena pengebor terus mengembalikan uang tunai kepada pemegang saham dari harga minyak mentah yang tinggi daripada meningkatkan produksi.

Kekhawatiran permintaan di China, importir minyak utama dunia, bertahan karena kota terpadat Shanghai telah memperpanjang penguncian COVID-19.

Kementerian transportasi China memperkirakan penurunan 20 persen dalam lalu lintas jalan dan penurunan 55 persen dalam penerbangan selama liburan Qingming tiga hari karena meningkatnya kasus COVID-19 di negara itu.***

Editor: Max Werang

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler