Dianjurkan Tak Lagi Berjalan Karena Sakit, Paus Fransiskus Malah Berniat Bertemu Putin di Moskow

5 Mei 2022, 16:35 WIB
Paus Fransiskus. /Instagram @franciscus

FLORES TERKINI – Paus Fransiskus diketahui sedang menjalani perawatan karena menderita sakit sejak sebelum Pekan Suci pada April 2022 lalu.

Namun belakangan diketahui bahwa Kepala Negara Vatikan sekaligus Pemimpin Gereja Katolik Sedunia itu dianjurkan oleh dokter untuk tidak lagi berjalan.

Anjuran dokter tersebut diberikan lantaran Paus asal Argentina itu sering mengeluh rasa sakit pada lutut kanannya.

Baca Juga: Bebas dari Penjara, Angelina Sondakh Beri Kado Istimewa untuk Sang Ayah di Momen Lebaran

Pada akhir April 2022 lalu, Paus Fransiskus mengatakan bahwa kakinya terus mengalami masalah sehingga sakit saat berjalan.

“Ada masalah, kaki ini tidak bagus, tidak berfungsi, dan dokter sudah menyuruhku untuk tidak berjalan. Aku suka pergi, tapi kali ini saya harus taat pada dokter,” ujarnya dalam pertemuan dengan kelompok ziarah Katolik dari Slovakia pada 30 April 2022 lalu.

Alhasil, Paus Fransiskus pun terpaksa menangguhkan beberapa jadwal termasuk kunjungannya ke beberapa negara, dan memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu duduk selama audiensi publik atau perayaan misa di Vatikan.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming SCTV 5 Mei 2022, Nonton Rayuan Racun My Stupid Boss dan Love Story The Series

“Paus Fransiskus telah menginterupsi kegiatan yang direncanakan hari ini, termasuk partisipasinya dalam pertemuan Dewan Kardinal, yang sesi barunya dimulai hari ini,” demikian informasi dari Kantor Pers Vatikan, 26 April 2022.

Adapun penyakit gonalgia yang diderita Paus Fransiskus ini selain memberikan sakit yang luar biasa, dampak lainnya adalah Bapa Suci tidak bisa lagi menaiki tangga atau berdiri dalam waktu yang lama.

Dalam perjalanan terakhirnya ke Malta, Paus Fransiskus harus menggunakan bantuan untuk berjalan, naik, dan turun pesawat.

Baca Juga: Verrell Bramasta dan Natasha Wilona Dikabarkan Menikah di Luar Negeri, Begini Faktanya

Dengan keadaannya ini, Paus Fransiskus diragukan untuk melakukan perjalanan berikutnya sesuai jadwal, seperti ke Lebanon pada bulan Juni 2022 dan kunjungannya ke Republik Demokratik Kongo dan Sudan Selatan pada bulan Juli 2022.

Meskipun demikian, di tengah sakit yang sedang dialaminya saat ini, Paus Fransiskus tetap menjalankan tugasnya, termasuk ikut berupaya mencari perdamaian atas perang antara Rusia dan Ukraina.

Paus Fransiskus belum lama ini mengatakan, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melakukan provokasi di pintu Rusia yang memungkinkan telah menyebabkan serangan ke Ukraina.

Baca Juga: Jadwal Acara dan Live Streaming Trans 7 Kamis 5 Mei 2022, Saksikan Firaun Tutankhamun dan Jejak Si Gundul

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia Corriere della Sera, Paus Fransiskus merefleksikan agresi mematikan Rusia terhadap tetangganya itu.

“Kehadiran NATO di negara-negara terdekat Rusia telah memprovokasi Moskow. Itu mungkin memfasilitasi invasi,” kata Paus dikutip dari Politico, Rabu 4 Mei 2022.

Paus Fransiskus juga mengutuk “kebrutalan” perang dan membandingkannya dengan perang saudara Rwanda tahun 1990-an, yang mengakibatkan genosida minoritas Tutsi.

"Takhta Suci telah meminta sejak pertengahan Maret untuk pertemuan antara (Paus) Fransiskus dan Putin di Moskow," kata pihak Vatikan.

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Balika Vadhu Jumat 6 Mei 2022: Seseorang Ingin Membunuh Pushkar, Siapa Dia?

“Tentu saja kami membutuhkan pemimpin Kremlin untuk mengalokasikan jendela waktu. Kami belum mendapat tanggapan apapun, dan kami masih berusaha, bahkan jika saya khawatir Putin tidak dapat dan tidak ingin mengadakan pertemuan ini saat ini,” ujar Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus pun mengatakan akan pergi ke Moskow. "Pertama saya harus pergi ke Moskow, pertama saya harus bertemu Putin," katanya.

Sejak invasi ke Ukraina, Fransiskus telah berulang kali mengeritik invasi tersebut. Dia menghindari menyebut nama Putin secara eksplisit, sejalan dengan kebijakan luar negeri Vatikan untuk menjaga pintu tetap terbuka untuk kemungkinan dialog.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: Politico Vatikan News

Tags

Terkini

Terpopuler