Dampak Konflik Iran dan Israel: Pemerintah Indonesia Waspada terhadap Rantai Pasok Global

17 April 2024, 23:21 WIB
Dampak Konflik Iran dan Israel: Pemerintah Indonesia Waspada terhadap Rantai Pasok Global /Neni Nuraeni/

FLORESTERKINI.com - Konflik antara Iran dan Israel tidak hanya memicu kekhawatiran lokal di kawasan tersebut, tetapi juga menimbulkan dampak yang dirasakan secara global, termasuk di Indonesia.

Pemerintah Indonesia sendiri telah mengidentifikasi tiga dampak utama dari konflik ini yang dapat mempengaruhi ekonomi domestik dan rantai pasok global sebagai berikut.

Kenaikan Harga Minyak Dunia

Salah satu dampak yang paling langsung terasa dari konflik antara Iran dan Israel adalah kenaikan harga minyak dunia.

"Jika ini berkepanjangan dan meluas, maka harga minyak pasti akan naik, karena itu kita harus antisipasi. Karena harga minyak dunia saat ini di atas 90 USD per barel, sudah di atas asumsi APBN," kata kata Deputi III KSP Eddy Priyono, dikuip dari RRI.

Pemerintah Indonesia, termasuk Presiden Jokowi, telah mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan terhadap ketidakpastian global, yang salah satunya disebabkan oleh ketidakstabilan di Timur Tengah.

Menurut Deputi III KSP Eddy Priyono, harga minyak dunia yang saat ini sudah mencapai di atas 90 USD per barel dapat meningkat lebih lanjut jika konflik berlanjut.

Hal ini tentu akan berdampak langsung pada harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia dan menimbulkan tantangan baru bagi kebijakan ekonomi.

Kenaikan Harga Barang Impor

Selain kenaikan harga minyak, konflik antara Iran dan Israel juga berpotensi memicu kenaikan harga barang impor di Indonesia.

Hal ini disebabkan oleh peningkatan biaya distribusi logistik, termasuk untuk barang-barang kebutuhan pokok seperti pangan.

Eddy Priyono menegaskan bahwa stabilitas harga barang impor sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat.

Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan langkah-langkah antisipasi agar dampak dari kenaikan harga barang impor dapat diminimalisir.

Penurunan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD

Ketidakpastian yang dihasilkan dari konflik Iran dan Israel juga dapat menyebabkan penurunan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD).

Banyak masyarakat yang cenderung mengamankan aset dengan membeli USD sebagai langkah antisipasi terhadap ketidakpastian ekonomi.

Eddy Priyono menjelaskan bahwa dalam situasi ketidakpastian, mata uang atau aset yang dianggap lebih aman seperti USD cenderung menguat.

Hal ini dapat berdampak pada penguatan USD dan melemahnya nilai tukar Rupiah, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi nasional.

"Logika sederhananya begini, ketika terjadi ketidakpastian orang mencari mata uang atau aset yang lebih aman. Seperti dolar atau obligasi, oleh karena itu, dolar cenderung menguat," *ungkasnya.

Dengan demikian, pemerintah Indonesia perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi dampak dari konflik antara Iran dan Israel.

Upaya-upaya diplomasi dan kebijakan ekonomi yang cerdas menjadi kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik dan mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh konflik global.***

Editor: Max Geroda

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler