Moni mengatakan mereka yang dijadwalkan untuk mengikuti ujian umum pada akhir kelas lima, 10 dan 12 akan menghadiri kelas setiap hari, menambahkan bahwa semua kelas lain akan dilanjutkan secara bertahap.
Menurut asosiasi operator telekomunikasi Bangladesh, hanya 41 persen dari 169 juta penduduknya yang memiliki telepon pintar.
Lebih jauh, ada siswa di distrik pedesaan semakin menderita karena kurangnya internet berkecepatan tinggi.
Baca Juga: Joe Biden Ungkap Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan sebagai Langkah Akhir Operasi Militer
Sebuah studi yang dilakukan oleh LSM Bangladesh BRAC menemukan bahwa sekitar 56 persen siswa negara itu tidak terhubung dengan kelas online atau rekaman selama pandemi.
“Untuk siswa kurang mampu ini, tidak ada pilihan selain menghadiri kelas langsung untuk mendapatkan pelajaran. Jadi saya yakin pemerintah telah membuat keputusan yang sangat baik dengan membuka kembali sekolah-sekolah tersebut,” kata Syed Md Golam Faruk, seorang pendidik.***