FLORES TERKINI – Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune menuntut "penghormatan total" dari Prancis, menyusul pertikaian diplomatik mengenai visa dan komentar kritis dari Paris tentang negara Afrika Utara itu.
Aljazair menuduh mantan penguasa kolonialnya Prancis melakukan "genosida" dan memanggil duta besarnya dari Paris pada 2 Oktober karena marah atas apa yang dikatakannya sebagai komentar "tidak dapat diterima" yang dikaitkan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Pemerintah Aljazair juga melarang pesawat militer Prancis dari wilayah udaranya sehari kemudian.
Baca Juga: Insinyur Angkatan Laut Amerika Serikat Ditangkap karena Menjual Rahasia Kapal Selam Nuklir
Kembalinya duta besar Aljazair ke Prancis bergantung pada "penghormatan total terhadap negara Aljazair," kata Tebboune kepada media lokal, Minggu 10 Oktober 2021.
“Kami lupa bahwa Aljazair pernah menjadi koloni Prancis … Sejarah tidak boleh dipalsukan,” tambah presiden.
Kejahatan Kolonial Prancis
Penarikan kembali duta besar Aljazair dari Prancis untuk "konsultasi" terjadi di tengah ketegangan atas keputusan Prancis untuk secara tajam mengurangi jumlah visa yang diberikannya kepada warga Aljazair, Maroko, dan Tunisia.
Baca Juga: Abdul Qadeer Khan Bapak Program Nuklir Paksitan Meninggal Dunia dalam Usia 85 Tahun