Adapun penyakit gonalgia yang diderita Paus Fransiskus ini selain memberikan sakit yang luar biasa, dampak lainnya adalah Bapa Suci tidak bisa lagi menaiki tangga atau berdiri dalam waktu yang lama.
Dalam perjalanan terakhirnya ke Malta, Paus Fransiskus harus menggunakan bantuan untuk berjalan, naik, dan turun pesawat.
Baca Juga: Verrell Bramasta dan Natasha Wilona Dikabarkan Menikah di Luar Negeri, Begini Faktanya
Dengan keadaannya ini, Paus Fransiskus diragukan untuk melakukan perjalanan berikutnya sesuai jadwal, seperti ke Lebanon pada bulan Juni 2022 dan kunjungannya ke Republik Demokratik Kongo dan Sudan Selatan pada bulan Juli 2022.
Meskipun demikian, di tengah sakit yang sedang dialaminya saat ini, Paus Fransiskus tetap menjalankan tugasnya, termasuk ikut berupaya mencari perdamaian atas perang antara Rusia dan Ukraina.
Paus Fransiskus belum lama ini mengatakan, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melakukan provokasi di pintu Rusia yang memungkinkan telah menyebabkan serangan ke Ukraina.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia Corriere della Sera, Paus Fransiskus merefleksikan agresi mematikan Rusia terhadap tetangganya itu.
“Kehadiran NATO di negara-negara terdekat Rusia telah memprovokasi Moskow. Itu mungkin memfasilitasi invasi,” kata Paus dikutip dari Politico, Rabu 4 Mei 2022.
Paus Fransiskus juga mengutuk “kebrutalan” perang dan membandingkannya dengan perang saudara Rwanda tahun 1990-an, yang mengakibatkan genosida minoritas Tutsi.